Target Ekspor Mebel dan Kayu Rp 19 Triliun  

Reporter

Senin, 11 Maret 2013 14:18 WIB

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (kedua dari kiri) dan Menteri Perindustrian MS Hidayat (Kedua dari kanan) meninjau "Pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (Iffina) 2013" pada pembukaan pameran tersebut di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/3). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan nilai ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia bisa mencapai US$ 2 miliar atau Rp 19,3 triliun tahun ini. Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengatakan, peningkatan nilai ekspor ini bisa dicapai melalui program hilirisasi bahan baku kayu.


"Pemerintah sudah melarang ekspor bahan baku mentah sehingga ada kesempatan untuk menambah nilai produk baik kayu maupun rotan," kata Hidayat saat membuka pameran IFFINA 2013, di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Jakarta, Senin 11 Maret 2013.

Menurut ia, program hilirisasi ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk memajukan industri mebel dan kerajinan melalui peningkatan nilai ekspor bahan baku kayu yang berasal dari hutan. Peningkatan nilai ekspor ini diperkuat dengan terbitnya regulasi mengenai legalitas kayu. Regulasi legalitas kayu ini bertujuan menjamin kayu asal Indonesia yang beredar di pasar dunia tidak diperoleh secara ilegal.

Menteri Hidayat menambahkan pemerintah telah menyusun sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) bagi pengelola hutan dan perusahaan pengolah bahan baku kayu untuk menerapkan ini. Ke depan, pemerintah ingin produk mebel dan kerajinan tidak lagi didapat dari kayu alam melainkan dari hutan tanaman.

"Dengan adanya SVLK maka perdagangan kayu domestik dan ekspor harus kayu legal. Ini juga menjadi jaminan kepercayaan negara lain dalam membeli produk Indonesia," katanya.

Hidayat menyebutkan, nilai ekspor mebel dan kerajinan di Indonesia berfluktuasi karena dipengaruhi oleh perekonomian negara-negara pembeli. Tujuan utama ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia diantaranya ke Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Inggris, dan Belanda.

Pada 2008 nilai ekspor mencapai US$ 2,25 miliar, kemudian turun menjadi US$ 1,37 miliar pada 2009. Penurunan ini akibat krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir 2008 sehingga berimbas pada ekspor 2009.

Setahun kemudian yakni pada 2010, nilai ekspor naik kembali ke angka US$ 1,61 miliar. Namun turun pada 2011 menjadi US$ 1,34 miliar. "Ini karena market furniture di Eropa dan Amerika Serikat situasi ekonominya sedang tidak baik. Daya beli turun yang berdampak pada ekspor kita."

Meskipun demikian, ekspor bisa dikendalikan dan naik menjadi US$ 1,41 miliar pada 2012. Peningkatan ekspor di tahun tersebut, kata Hidayat, merupakan dampak dari munculnya aturan pelarangan ekspor bahan baku.

Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono menambahkan, pihaknya mendukung penerapan SVLK sebagai bagian dari upaya memajukan industri mebel dan kerajinan. Namun, pengurusan SVLK memberatkan pengusaha skala kecil dan menengah karena biaya yang mahal.

"Biaya tinggi SVLK untuk sertifikat itu secara keseluruhan menghabiskan Rp 100 juta sampai Rp 150 juta," ujarnya.

Untuk itulah, menurut ia, Asmindo tengah memperjuangkan dengan meminta penundaan pelaksanaan khusus untuk produk mebel dan kerajinan hingga Januari 2014. Ini mundur satu tahun dibanding mandatory penerapan SVLK yang ditetapkan maksimal Maret 2013 ini.

ROSALINA




Berita Terpopuler:

Curhat Rustriningsih Kenapa Tak Lolos Cagub

Jusuf Kalla: TNI Terlalu Lama Tak Berkegiatan

Dukungan Polri di Bawah Kemendagri Meluas

Sosiolog: Carikan TNI Pendapatan Tambahan

Duit Suap Djoko untuk DPR Diberikan di Parkiran

3 Nama yang Layak Gantikan Anas Urbaningrum

Ini Cara Densus Kejar Buron di Poso

Prakosa Tak Tahu Mengapa Dicopot dari Ketua BK DPR

Teroris Dalang Video Kekerasan Densus?

Kongres Luar Biasa Demokrat Sebelum 9 April 2013

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

12 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya