TEMPO Interaktif, Jakarta:Pertamina berencana untuk menghentikan proses pewarnaan minyak tanah bersubsidi, yang diperuntukkan bagi kelompok rumah tangga. Alasannya, pewarnaan dinilai tidak efektif untuk menghentikan penyalahgunaan pendistribusian minyak tanah. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Widya Punama di Jakarta, Senin (16/8), mengatakan permintaan penghentian pewarnaan minyak tanah itu telah disampaikannya kepada jajaran direksi. Ia menilai, biaya yang ditanggung pemerintah untuk proses pewarnaan itu terlalu mahal, sekitar Rp 45 miliar. "Jadi ke depan, tidak ada lagi pewarnaan terhadap minyak tanah," kata dia. Sebagai gantinya, Pertamina akan mewarnai tanki-tanki pengangkut minyak tanah untuk rumah tangga dengan warna tertentu. Pertamina akan membedakan warna tanki yang digunakan untuk mendistribusikan minyak tanah industri dengan rumah tangga. Dirut mengusulkan, warna tanki untuk rumah tangga dicat merah.Menurutnya, pewarnaan tanki akan lebih efektif untuk menghentikan penyalahgunaan pendistribusian terhadap minyak tanah. Demikian pula untuk mengatasi masalah penyelundupan. "Nanti kalau dilihat ada tanki merah masuk ke industri, ganyang saja. Itu kan uang rakyat yang diselewengkan," kata dia. Perwarnaan tanki itu dinilainya jauh lebih murah daripada pewarnaan terhadap produk (minyak tanah). Selama ini Pertamina harus mengimpor zat pewarna yang harganya mahal untuk membedakan minyak tanah bersubsidi dengan yang tidak. Ia memperkirakan, dengan pengehentian pewarnaan minyak tanah, diganti dengan pewarnaan tanki, akan ada penghematan anggaran negara yang sangat besar.Namun Widya belum bisa memastikan, kapan rencana itu akan direalisasikan, karena Pertamina telah terikat kontrak jangka panjang untuk pembelian zat pewarna tersebut. Karena itu kontrak harus diselesaikan terlebih dulu, baru rencana selanjutnya dijalankan. "Saya ingin secepatnya," kata dia.Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa stok BBM nasional saat ini masih berada di level yang aman selama 21 hari. Pertamina akan berupaya meningkatkan stok hingga 23 hari. Ia menjamin, stok BBM nasional akan tetap aman hingga Lebaran, Natal dan Tahun Baru Mendatang.Retno Sulistyowati - Tempo News Room