Pemda Diminta Aktif Kendalikan BBM Bersubsidi

Senin, 28 Januari 2013 19:28 WIB

Pengendara sepeda motor mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ismayatun meminta pemerintah daerah terlibat aktif dalam pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Seluruh stakeholder juga diminta berperan aktif dan konsisten menerapkan pengendalian BBm subsidi.

"Pemda (pemerintah daerah) harus terlibat juga terutama yang merupakan daerah industri, jangan hanya minta kuota," kata Ismayatun kepada Tempo, Senin 28 Januari 2013.

Ia setuju dengan langkah pemerintah provinsi DKI Jakarta yang sudah memikirkan pengendalian konsumsi BBM subsidi dengan rencana kebijakan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menerapkan aturan mobil berplat ganjil-genap untuk melewati jalur-jalur protokol di hari-hari tertentu. Selain itu ada juga rencana mengendalikan BBM bersubsidi untuk angkutan umum, taksi dan kendaraan pribadi di Jakarta.

Untuk merangkul keterlibatan pemerintah daerah dalam pengendalian BBM subsidi, lanjutnya, pemerintah pusat harus memanfaatkan forum pertemuan nasional atau rapat kerja secara optimal. Kalau perlu, kata dia, dibuat deklarasi bersama soal komitmen seluruh jajaran pemerintah untuk menjaga kuota BBM subsidi agar tidak jebol.

"Selama ini kan kurang ada informasi progres dari pemerintah daerah bagaimana pelaksanaan pembatasan BBM subsidi di tiap-tiap wilayah," katanya. Sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013, kuota BBM subsidi ditetapkan sebesar 46,02 juta kiloliter.

Menurut Ismayatun, pemerintah kurang konsisten menjalankan rencana pengendalian konsumsi BBM subsidi, contohnya dalam aturan konversi BBM ke bahan bakar gas. Ia melihat kesuksesan rezim kepemerintahan Jusuf Kalla yang mampu membuat masyarakat beralih dari penggunaan minyak tanah ke LPG. "Sekarang saya tidak tahu niat pemerintah apa karena rencana konversi ke BB tidak pernah jalan. Ini harus ada kemauan dari pemerintah," ujarnya.

Ismayatun berpendapat, pemerintah tetap harus menyiapkan infrastruktur BBG agar masyarakat mempunyai pilihan dalam mengkonsumsi bahan bakar. Dukungan dari produsen mobil juga sangat diperlukan. "Produsen mobil jangan hanya pikirkan berapa volume produksi kendaraan tapi juga harus pikirkan kontribusi. Di luar negeri ada yang menerapkan kendaraan dual fuel artinya bisa pakai BBM atau listrik dan bisa BBM atau gas," jelasnya.

ROSALINA

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

1 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

2 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

2 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

3 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

3 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

3 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya