Terminal peti kemas JICT Tanjung priok, Jakarta. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan Pendulum Nusantara kini resmi menjadi program nasional. "Ini program nasional untuk menekan biaya logistik," ujarnya dalam konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin, 21 Januari 2013.
Hatta menuturkan, ongkos logistik yang semula Rp 6 juta bisa ditekan mendekati Rp 3 juta dengan program ini. Namun, penekanan tersebut dilakukan secara bertahap, seiring pertumbuhan kargo yang diangkut.
Lebih lanjut, ia menyebut Pendulum Nusantara tidak hanya berhenti pada sistem angkutan, melainkan modernisasi pelabuhan.
Beberapa tahap yang harus dilakukan untuk modernisasi pelabuhan, kata dia, antara lain memperdalam dermaga, memperbaiki alur dan rute, serta meningkatkan angkutan kargo. Namun menurut Hatta, masih ada yang harus dipikirkan dalam sistem Pendulum Nusantara.
"Tidak bisa kalau yang diangkut waktu pergi saja, dan pulangnya kosong," ujarnya.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menyatakan sampai saat ini belum ada sistem serupa Pendulum Nusantara di Indonesia. "Kita sekarang masih "point-to-point"," kata Direktur Utama Pelindo II, Richard Joost Lino.
Model pendulum nusantara, kata dia, membuat perusahaan pelayaran bisa menggunakan kapal yang lebih besar dengan kecepatan rendah untuk menghemat penggunaan BBM. "Makanya saya challenge, Indonesia bisa tidak?" ujarnya.