BI: Konsumsi dan Subsidi BBM Jadi Tantangan 2013  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Senin, 14 Januari 2013 13:55 WIB

Sejumlah kendaraan antri untuk mengisi bahan bakar di sebuah SPBU di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, (17/7). Realisasi konsumsi BBM bersubsidi semester I-2012 sebesar 21,69 kiloliter atau 108 persen melampaui kuota APBN-P 2012/ TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menilai tingginya konsumsi dan subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi persoalan utama yang harus segera diselesaikan. "Jika ini bisa diselesaikan tidak hanya menurunkan beban anggaran, tapi menurunkan tekanan neraca berjalan," kata Darmin dalam rapat dengar pendapat Komisi Keuangan, Senin, 14 Januari 2013.

Darmin mengingatkan, paling tidak ada tiga risiko yang dihadapi perekonomian Indonesia pada 2013. Salah satunya konsumsi BBM yang terus meningkat dan menyebabkan defisit pada transaksi berjalan Indonesia.

Ia menjelaskan, defisit pada transaksi berjalan bersumber dari defisit perdagangan migas. Adapun perdagangan non-migas masih surplus, tapi tak sanggup menutup defisit pada perdagangan migas. Kondisi ini, kata Darmin, dapat mempengaruhi persepsi negatif di pasar. "Akhirnya menekan nilai tukar," ujarnya.

Sebenarnya, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, BI sudah menerapkan kebijakan eksportir memarkir devisa hasil ekspor. Hanya saja, devisa masuk yang dijual eksportir tidak sebanyak yang diharapkan. "Kondisi tersebut membuat depresiasi rupiah hampir sepanjang tahun 2012," katanya.

Menurut Darmin, secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia masih surplus, meski tipis. Hal ini disebabkan transaksi modal dan finansial masih surplus. "Surplus pas-pasan lah."

Selain soal tingginya impor BBM, Darmin menjelaskan, ada dua risiko lain yang perlu dihadapi ke depan, yakni ketergantungan Indonesia pada impor barang modal dan baku. Impor tersebut terus meningkat seiring dengan meningkatnya investasi. "Ini menimbulkan tekanan pada transaksi berjalan," katanya.

Dari sisi eksternal, Darmin menjelaskan, ketidakpastian ekonomi global dan harga komoditas tetap menjadi risiko di 2013. "Risiko-risiko ini jika tidak dikelola bisa mengganggu stabilitas makroekonomi dan menghambat pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Pada 2013, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi membaik ke kisaran 6,3-6,8 persen. Adapun pada 2012, pertumbuhan diperkirakan mencapai 6,3 persen. Pertumbuhan ekonomi masih disokong konsumsi domestik dan investasi, selain ekspor yang membaik. Perbaikan diproyeksi mulai terasa pada semester kedua 2013.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

12 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

56 hari lalu

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

Para ekonom mengkritisi penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Jika dipaksa menggunakan, apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

26 Februari 2024

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

Defisit anggaran akan melebar menjadi 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah menambah subsidi pupuk, BLT, dan menahan kenaikan BBM.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

24 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran masuk APBN 2025, Jokowi akan matangkan di sidang kabinet Senin depan.

Baca Selengkapnya

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

19 Februari 2024

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

Ekonom CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengusulkan refocusing program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

19 Februari 2024

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

Pengamat menilai jika subsidi BBM dipangkas untuk program makan siang gratis maka penerimaan pajak bisa menurun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

18 Februari 2024

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menyebut subsidi BBM idealnya dipangkas bukan untuk membiayai program makan siang gratis. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ramai Subsidi BBM Dipangkas untuk Makan Siang Gratis, Begini Penjelasan Lengkap TKN Prabowo-Gibran

18 Februari 2024

Ramai Subsidi BBM Dipangkas untuk Makan Siang Gratis, Begini Penjelasan Lengkap TKN Prabowo-Gibran

Wakil Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka buka suara soal polemik pemangkasan BBM untuk program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Prabowo - Gibran Akan Pangkas Subsidi BBM untuk Biayai Makan Siang Gratis, Ekonom Ini Sebut Bahayanya

18 Februari 2024

Prabowo - Gibran Akan Pangkas Subsidi BBM untuk Biayai Makan Siang Gratis, Ekonom Ini Sebut Bahayanya

Ekonom Celios Bhima Yudhistira tak sepakat program makan siang gratis Prabowo - Gibran bisa dijalankan dengan memangkas subsidi BBM.

Baca Selengkapnya