Pemerintah Segera Tunjuk Produsen Vaksin Flu Itik
Jumat, 4 Januari 2013 22:44 WIB
"Kami sudah menemukan formula untuk vaksin yang ampuh melawan clade 2.3.2. Tinggal segera diperbanyak dan diberikan kepada peternak itik," kata Rusman saat ditemui dalam penandatanganan nota kesepahaman perlindungan konsumen bersama Kementerian Perdagangan dan Kepolisian RI di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat 4 Januari 2012.
Ia menjelaskan, formula vaksin flu burung pada itik sudah ditemukan namun Kementerian Pertanian hanya mampu memproduksi sebagian kecil dari kebutuhannya. Diperkirakan dibutuhkan sekitar lima juta kapsul vaksin flu itik, tapi kementerian hanya mampu memproduksi satu juta kapsul vaksin dalam waktu satu bulan."Ini kan harus dibagikan cepat agar penyebaran virusnya tidak semakin meluas," ujar Rusman.
Karena itulah, Kementerian Pertanian akan segera bekerja sama dengan perusahaan swasta pembuat vaksin untuk memperbanyak vaksin atau memproduksinya secara massal.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Akhmad Djuanidi menambahkan, kebutuhan vaksin dibutuhkan dalam jumlah besar, karena itulah pihaknya akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN."Kami undang sekitar lima sampai enam perusahaan swasta juga BUMN. Jadi kami akan berikan formulanya lalu mereka tinggal memperbanyak. Penemuan vaksin ini merupakan prestasi besar," ujarnya dalam kesempatan sama.
Meskipun virus flu itik clade baru ini tergolong ganas, Djunaidi memastikan virus itu tidak sampai menular ke manusia. Itik tetap aman dikonsumsi karena sifat virus ini dianggap rapuh. "Daging itik dicuci pakai sabun virusnya langsung hilang, direbus normal juga langsung mati. Jadi tidak ada masalah dengan manusia," katanya.
Rusman Heriawan kembali menjelaskan, nantinya vaksin flu itik ini akan dibagikan secara gratis kepada para peternak itik. Selain membagikan vaksin, pemerintah juga akan menyiapkan dana ganti rugi kepada peternak yang unggasnya terkena virus dan kepada peternak yang terkena program depopulasi untuk mencegah penyebaran virus.
"Kami akan sediakan dana darurat yang sekarang sedang disiapkan oleh Kementerian Keuangan. Peternak akan diberikan kompensasi karena itik yang terkontaminasi harus dibakar," kata Rusman. Namun Rusman belum mengetahui berapa anggaran yang disiapkan untuk membayar kompensasi pada peternak.
Seperti diberitakan, virus avian influenza atau flu burung yang selama ini endemis di Indonesia sejak 2003 berkode Clade 2.1 sub Clade 2.1.3 yang hanya patogen pada unggas golongan ayam. Namun, kini virus AI yang menyerang itik berbeda dengan jenis sebelumnya karena memiliki Clade 2.3.2 yang lebih patogen menyebabkan tingkat kesakitan dan kematian cukup tinggi pada itik.
ROSALINA