Konsumsi 20 Tahun Mendatang Capai US$ 36 Triliun  

Jumat, 7 Desember 2012 11:44 WIB

Gita Wirjawan. TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memperhitungkan konsumsi domestik bisa mencapai US$ 36 triliun dalam 20 tahun ke depan. Hal ini dengan mempertimbangkan akumulasi Pendapatan Domestik Bruto pada 20 tahun ke depan yang mencapai US$ 60 triliun, dengan 60 persennya berasal dari konsumsi domestik.

"Akan terjadi konsumsi US$ 36 triliun dollar. Ini akan dikonsumsi 250 juta manusia Indonesia selama 20 tahun ke depan," ucap Gita saat menjadi pembicara dalam Permata Economic Outlook, Kamis malam, 6 Desember 2012. Potensi ini bisa terus terjadi jika Indonesia bisa menjaga konsumsi kelas menengahnya.

Gita menegaskan, Indonesia memerlukan cetak biru pembangunan agar pelaku industri nasional tidak kehilangan peluang di dalam negeri. "Kalau tidak bisa berproduksi untuk memenuhi konsumsi Indonesia 20 tahun ke depan, kita bisa impor. Tapi ini bisa jadi lost opportunity," ucapnya.

Dalam 10 bulan pertama 2012, Gita menjelaskan, impor tercatat naik 9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Impor untuk bahan baku dan barang modal naik 7-20 persen. Adapun impor produk konsumsi turun 1,6 persen. "Substitusi impor terjadi, pabrik-pabrik dibangun membuahkan yang bernilai tambah," ucapnya.

Tantangan ke depan, kata Gita, adalah bagaimana merancang kebijakan untuk mendukung substitusi impor ini. Bukan hanya untuk mendorong pemenuhan kebutuhan konsumsi domestik, tetapi juga ekspor.

Gita menjelaskan, pendapatan ekspor Indonesia sudah lumayan meskipun menurun 6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Turunnya harga komoditas berkontribusi pada turunnya nilai ekspor US$ 10 miliar. "Kita harus shift away dari hanya ekspor komoditas ke produk dan jasa bernilai tambah," ucapnya.

Jika tidak, saat komunitas ekonomi ASEAN mulai efektif pada 2015, Indonesia hanya bisa ekspor bahan baku dan negara lain yang kirim produk jadi balik ke Indonesia. Atas dasar ini, Gita menambahkan, pemerintah terus menyemangati investasi di Tanah Air. "Ada bilateral dengan beberapa negara, Australia dan Korsel. Investasi Korsel sangat besar dan kelihatannya akan investasi lebih besar," ucapnya.

MARTHA THERTINA

Berita Terpopuler:

Bupati Aceng Diduga Memeras Rp 250 Juta

Ide Jokowi Atasi Kemacetan Dinilai Tak Efektif

Kurikulum Baru, SMA Tidak Ada Penjurusan

Pelajar Situbondo Bentuk Kelompok Arisan Seks

Skandal Bupati Aceng Tak Kejutkan Kawan Dekatnya

Berita terkait

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

19 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

2 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

2 hari lalu

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

2 hari lalu

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

8 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

15 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

16 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

16 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

21 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya