Titik Rawan 3 BUMN Jadi 'Sapi Perah' ala Said Didu  

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 29 Oktober 2012 05:46 WIB

Said Didu. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO , Jakarta:Mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu, menyatakan tiga perusahaan BUMN paling rawan menjadi sapi perah. Alasannya jumlah dana yang dikelola perusahaan tadi paling besar. "Pertamina, PLN, dan Asuransi. Tiga perusahaan itu paling rawan," kata Said saat dihubungi, Ahad, 28 Oktober 2012.

Di Pertamina, beberapa titik rawan yang bisa jadi mainan para pemeras BUMN adalah masalah jual/beli minyak, transportasi, service/perbaikan, sludge kilang, dan kerjasama. "Pertamina mengelola uang Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun per hari, sangat besar," katanya.

Sementara itu, beberapa titik rawan di PLN terjadi di sektor pengadaan pembangkit, pembelian BBM/batubara/gas, kontrak dengan swasta, dan pemeliharaan. Menurut Said, jumlah dana yang dikelola perseroan listrik itu mencapai Rp 1 triliun per hari.

Adapun untuk asuransi, Said melihat ada titik rawan berada di jasa keuangan/asuransi terkait penempatan dana dan reasuransi. "Maslaah premi-preminya paling rawan, selain itu ada biaya broker 30 persen, biasanya tempat mainnya di sana," katanya.

Selain itu, Said melihat adanya kerawanan proses belanja anggaran dan pengadaan barang jasa di BUMN. Menurut dia, dua sektor ini menjadi titik rawan kongkalikong. "Kemungkinan besar bermainnya di sini," katanya.

Terkait dengan adanya kongkalikong BUMN dengan DPR untuk memperlancar pencairan penyertaan modal negara (PMN) bagi BUMN yang bermasalah, Said menilai hal itu sangat sulit dilakukan. Menurut dia, pembahasan PMN sangat panjang karena harus melalui mekanisme di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Pembahasan PMN cukup rumit, harus dilandasi kajian BUMN tersebut harus disehatkan. Jadi tidak mungkin terjadi. Kalau pun terjadi, kemungkinan menunggu di belanja BUMN," katanya.

Selama menjabat sebagai Sekretaris Menteri, Said kerap mendapatkan informasi tentang adanya permintaan 'jatah' dari Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, dia selalu menolak permintaan tersebut. "Tawaran selalu ada, tapi saya selalu jawab sambil bercanda, apakah siap masuk penjara?" katanya.

Menurut Said, pernyataan Dahlan Iskan terkait larangan pemberian 'upeti' kepada DPR, merupakan upaya untuk melindungi BUMN dari intervensi dari pihak manapun. "Sebenarnya intervensi yang paling kuat bukan dari DPR, tapi dari sekitar kekuasaan untuk menempatkan orangnya di Direksi Komisaris," katanya.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita Terpopuler
Pemerintah Segera Sahkan Insentif Mobil ''Hijau

Krisis Global, Laba Ericsson Turun 43 Persen

Dow Jones Naik Tipis 3 Poin

Tombol Start pada Windows 8 Menghilang

Industri Pangan Daerah Terancam Malaysia

Berita terkait

BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024

5 Februari 2024

BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024

BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity

Baca Selengkapnya

Direktur Utama BRI Optimis Kinerja Positif

22 Mei 2023

Direktur Utama BRI Optimis Kinerja Positif

Perseroan optimis pada tahun ini dapat mencatatkan kinerja lebih baik

Baca Selengkapnya

Inovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023

16 Maret 2023

Inovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023

BNI menjalankan sejumlah inovasi untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah.

Baca Selengkapnya

Tujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023

12 Februari 2023

Tujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023

Berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis, BNI optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik di tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Emang Paling Digital, Bank Mandiri Torehkan Kinerja Apik di 2022

6 Februari 2023

Emang Paling Digital, Bank Mandiri Torehkan Kinerja Apik di 2022

Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital

Baca Selengkapnya

Produksi Komoditas Antam Terjaga Stabil sepanjang 2022

6 Februari 2023

Produksi Komoditas Antam Terjaga Stabil sepanjang 2022

Seluruh lini produksi mulai dari feronikel, emas, hingga alumina tetap bertumbuh di tengah tantangan kondisi global.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir: Kinerja Apik Pelindo Berkat Kerja Keras Direksi, Komisaris, dan Seluruh Pegawai

22 Januari 2023

Erick Thohir: Kinerja Apik Pelindo Berkat Kerja Keras Direksi, Komisaris, dan Seluruh Pegawai

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kinerja apik Pelindo merupakan kerja keras jajaran direksi, komisaris, dan seluruh pegawai Pelindo.

Baca Selengkapnya

Penerapan Wealth Management for All Tingkatkan Bisnis Nasabah Premium BRI

10 Januari 2023

Penerapan Wealth Management for All Tingkatkan Bisnis Nasabah Premium BRI

Melalui kinerja Wealth Management yang progresif selama 2022, BRI juga berhasil mendapat sejumlah penghargaan.

Baca Selengkapnya

Tunaikan Kinerja Cemerlang, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 triliun

3 Januari 2023

Tunaikan Kinerja Cemerlang, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 triliun

BRI mampu menjaga pertumbuhan Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang solid.

Baca Selengkapnya

Kinerja Saham Bank Mandiri Menguat

13 Oktober 2022

Kinerja Saham Bank Mandiri Menguat

Sempat anjlok hingga Rp 3.760 per lembar saham pada Mei, kini saham Bank Mandiri menguat jadi Rp 9.600.

Baca Selengkapnya