Pemerintah Diminta Hati-hati soal Rekomendasi OECD

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 10 Oktober 2012 20:46 WIB

Petani menyiapkan bibit padi untuk ditanam di Indrapuri kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Rabu (21/12). ANTARA/Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori mengatakan, rekomendasi yang dikeluarkan Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) terhadap kebijakan pertanian Indonesia perlu dicermati secara hati-hati oleh pemerintah.

Dia menganggap, rekomendasi OECD kepada pemerintah untuk meninggalkan swasembada pangan dinilai sebagai langkah membuat liberalisasi masyarakat Indonesia. “Pemerintah harus segera mempersiapkan diri untuk menghadapi pasar liberal komoditas pangan,” kata Khudori melalui sambungan telepon, Rabu, 10 Oktober 2012.

Pemerintah juga diminta mengendalikan proses liberalisasi pasar pangan, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015. Ajakan untuk membuka pasar pangan lebih luas perlu diwaspadai.

Khudori menambahkan pemerintah harus segera mempersiapkan diri untuk menghadapi pasar liberal komoditas pangan, di antaranya dengan menyiapkan hambatan non tarif seperti standar nasional Indonesia. Pembatasan pintu masuk impor, lanjutnya, juga perlu diterapkan secara ketat pada komoditas pangan agar keamanannya terjamin bagi konsumsi masyarakat.

OECD memberikan rekomendasi kepada pemerintah Indonesia terkait kebijakan pembangunan pertanian. Dalam laporan OECD yang dipresentasikan hari ini, perhatian Indonesia pada pencapaian ketahanan pangan melalui swasembada dinilai salah arah.

Direktur Perdagangan dan Pertanian OECD Ken Ash, mengatakan Indonesia lebih baik fokus pada komoditas yang berdaya saing tinggi dan memiliki keunggulan komparatif sehingga mampu bersaing di pasar global dalam produk ekspornya.

Dalam laporannya, OECD merekomendasikan Indonesia untuk fokus pada peningkatan ketahanan pangan nasional dengan penanaman modal pertanian yang lebih tinggi dan meninggalkan tujuan swasembada pangan.

Rekomendasi ini ditentang oleh Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Ketua Umum KTNA Winarno Tohir menjelaskan, swasembada merupakan hal mutlak yang harus dijalankan pemerintah untuk kemandirian pangan. Dengan kemandirian pangan ini, Indonesia akan bisa memenuhi kebutuhan pangan dari dalam negeri dan tidak ketergantungan pada impor.

“FAO sendiri sudah menyampaikan 1 dari 8 orang akan kelaparan. Ke depan dunia juga akan menghadapi perubahan iklim global, karena itu kita harus bisa mandiri pangan melalui swasembada,” ujarnya.

Secara hitungan ekonomi, lanjutnya, pencapaian swasembada untuk mandiri pangan memang membutuhkan biaya besar. Berbeda dengan ketahanan pangan yang lebih mudah dicapai karena pemenuhan kebutuhan pangan bisa didapat dari impor.

“Tapi jika hanya mengandalkan ketahanan pangan ini, manakala situasi dunia terganggu maka pemenuhan pangan nasional akan ikut terpengaruh,” kata dia.

Untuk mencapai swasembada, dia menambahkan, perlu ada peningkatan usaha dari pemerintah. Selain itu juga perlu ada skala prioritas dalam pencapaian swasembada, karena tidak mungkin satu negara memenuhi seluruh kebutuhan pangannya sendiri. Porsi impor akan tetap diperlukan.

“Sekarang yang sudah hampir swasembada itu beras, jagung dan ternak. Kalau kedelai dan gula masih jauh. Minimal kita harus punya komoditas yang mampu mandiri dan swasembada,” ungkapnya.

ROSALINA

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

3 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

14 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

18 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

21 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

26 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

26 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

30 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

32 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

38 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

38 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya