TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya bursa regional mengikuti terkoreksinya bursa Wall Street semalam dapat membebani perdagangan bursa domestik hari ini, 25 September 2012.
Pada perdagangan Senin kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup turun cukup tajam 43,7 poin (1,03 persen) ke posisi 4.200,91. Dengan transaksi mencapai 11,79 juta lot dengan nilai sebesar Rp 3,99 triliun.
Analis dari PT eTrading Securities, Betrand Raynaldi, mengemukakan, dari kacamata teknikal, indeks sempat menyentuh batas bawahnya, namun berhasil naik kembali. “Hal ini membuktikan bahwa koreksi yang terjadi pada indeks masih cukup sehat.”
Namun, investor harus hati-hati. Sebab, jika batas bawah berikutnya di 4.185 tertembus, indeks berpotensi merosot lagi hingga ke 4.090. Akan tetapi, sejauh ini, tren kenaikan indeks menuju ke level 4.330 yang merupakan target resistennya masih terjaga.
Dari indikator teknikal MACD Histogram, masih berada di area positif sehingga peluang indeks menguat kembali masih terbuka di perdagangan hari ini. Indeks akan bergerak beragam dengan kecenderungan menguat. Saham yang bisa menjadi perhatian investor, antara lain Bank BRI (BBRI), Unilever (UNVR), serta AKR Corporindo (AKRA).
Kemarin, rupiah ditransaksikan melemah ke 9.565 per dolar Amerika Serikat (AS) seiring melemahnya bursa saham dan mata uang Asia.
Hampir semua sektor kemarin mengalami koreksi, yang dipimpin oleh saham tambang yang jatuh lebih dari 3 persen. Hanya saham sektor properti yang berhasi menguat 0,31 persen. Hanya 78 saham yang berhasil menguat dan 160 saham turun.
Namun, investor asing mencatat pembelian bersih senilai Rp 245,83 miliar, dengan saham yang paling banyak diburu, antara lain BBRI, Indo Tambang (ITMG), Astra International (ASII), Tower Bersama (TBIG), serta Perusahaan Gas Negara (PGAS).
VIVA B. KUSNANDAR
Berita lain:
Eep Bicara Jokowi dalam Diskusi Pasar Modal
Saham Kelompok Bakrie Benamkan IHSG
Jembatan Selat Sunda Tiru Jembatan Akashi-Kaikyo
Anjloknya Bumi Plc Pengaruhi Saham Bakrie Lain
Saham BUMI Plc Jatuh 21,7 Persen di London