Pengaruh Minyak Pada Triwulan Kedua

Reporter

Editor

Senin, 24 Mei 2004 18:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kinerja ekonomi Indonesia kemungkinan akan meningkat pada triwulan berikutnya seiring harga minyak yang terus melambung di pasar internasional. "Pasti ada pengaruh positif dalam bentuk peningkatan pendapatan negara. Tapi seberapa besar pengaruhnya kita lihat nanti," kata Deputi Bidang Neraca dan Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), La Ode Syafiuddin, di Jakarta, Senin (24/5). Menurut La Ode, melambungnya harga minyak hingga ke tingkat US$ 40-41 per barel itu, pasti akan mempengaruhi ekonomi Indonesia triwulan mendatang. "Kalau pengaruhnya sekarang belum ada, tapi pada triwulan berikutnya, paling tidak tiga bulan ke depan jika harga minyak sudah seperti ini akan pengaruh yang baik," kata dia. La Ode menjelaskan, akan ada banyak uang masuk ke Indonesia dan pemerintah bisa menggunakannya untuk menggerakkan sektor riil. "Inflasi kita kecil, sampai April saja masih kurang dari satu persen. Kalau pakai PDB sekarang, inflasi implisit sekitar 1,6 persen," kata dia. Sebelumnya, dalam pertemuan para menteri keuangan G-7 di New York akhir pekan kemarin, mereka mencemaskan harga minyak yang melambung akan memicu inflasi dan memukul perdagangan dunia. Bahkan dikhawatirkan dapat memperlambat reformasi keuangan di kawasan Asia. Pengaruh tersebut ditepis La Ode. "Belum tentu juga," kata dia, mengenai semua kekhawatiran itu. Menurutnya, yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebuah negara seperti Indonesia antara lain pertumbuhan ekonomu negara-negara maju. "Biasanya kalau Amerika sudah mulai membaik ekonominya lihat saja enam bulan kemudian pasti Indonesia juga mulai membaik," kata dia. Namun, ia tidak bisa memerinci bagaimana perhitungan membaiknya ekonomi Indonesia menyusul melambungnya minyak di pasaran internasional saat ini. "Saya pernah penelitian dulu, ini soal leading indicator. Kalau hitung-hitungannya belum," kata dia. Ia menjelaskan, yang terjadi bukan hukum korelasi, jadi tidak bisa dijelaskan bila ada kenaikan harga minyak sekian akan menyumbang kenaikan ekonomi Indonesia sekian. Perihal kemungkinan akan adanya kenaikan harga berbagai jenis barang karena meningkatnya harga minyak dunia, La Ode menyebutkan, hal itu bisa saja terjadi. "Itu input cost-nya tinggi. Tapi, pengaruhnya menurut saya masih tetap positif," jelas dia. La Ode optimis, prediksi pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah tahun ini akan tercapai. "Dengan tahun dasar yang sekarang (tahun 2000 dari sebelumya tahun 1993) lebih optimis lagi. Kita tunggu saja berapa persen (pertumbuhan ekonomi). Tapi kalau sekitar lima persen pasti tercapai," kata dia. Meski begitu, ia menolak menyebutkan berapa persen petumbuhan perekonomian Indonesia tahun ini persisnya. "BPS cuma menyediakan informasi data dasarnya. Kalau soal pertumbuhan ekonomi itu urusan pemerintah," kata dia. Anastasya Andriarti - Tempo News Room

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

5 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

23 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

26 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

26 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya