TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo menyatakan akan menghentikan impor garam selama tiga bulan mendatang atau hingga November 2012. "Kami sudah menyepakati hal itu dengan Menteri Perdagangan," kata dia seusai halalbihalal di kantornya, Senin, 27 Agustus 2012.
Menurut Sharif, penghentian impor garam industri dan konsumsi sejak 1 Juli 2012 dilakukan untuk menghadapi masa panen yang diperkirakan berlangsung pada November. Kebijakan tersebut diharapkan bisa mendorong serapan produksi garam nasional. Setelah produk tersebut laris, petani garam pun bisa menikmati kenaikan harga.
"Setelah impor ditutup, pemerintah meminta para importir untuk membeli garam produksi rakyat." katanya.
Data Kementerian Kelautan menunjukkan, saat ini terdapat 590 ribu ton garam rakyat yang harus diserap. Di sisi lain, masih ada stok garam impor di gudang-gudang yang mencapai 100 ribu ton.
Sharif mengatakan, hasil panen raya November mendatang diharapkan bisa menghasilkan stok tambahan sebanyak 350 ribu ton. Untuk menjaga serapan dan tingkat harga garam lokal, ia meminta para importir tak menjual stok mereka dalam waktu dekat.
"Saya menerima pernyataan tertulis para importir, yang menjamin tak akan menjual persediaan garam di gudang mereka," ujarnya.
Pada Juli 2012, harga garam di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, anjlok seiring datangnya musim kemarau. Harga turun lantaran pasokan garam pada musim itu melimpah.
Supadi, salah satu petani garam di Kecamatan Juwana, Pati, menyatakan sebelum kemarau harga garam di wilayahnya bisa mencapai Rp 600 per kilogram. Namun, saat ini harga turun menjadi Rp 230 per kilogram untuk jenis K3, dan Rp 300 per kilogram untuk jenis K2 basah. Menurut dia, harga bisa anjlok ke titik yang lebih rendah jika garam impor masuk pasaran.
MARIA YUNIAR
Berita terkait
Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern
14 jam lalu
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaMengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024
2 hari lalu
Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi
4 hari lalu
Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.
Baca SelengkapnyaProgram Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian
7 hari lalu
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
11 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
14 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
16 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
16 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
27 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
39 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya