TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, mengatakan, kebijakan subsidi bahan bakar minyak tahun depan masih sama dengan tahun ini. "Secara umum tidak akan ada langkah terobosan atau kebijakan energi yang signifikan," ujarnya, Jumat, 17 Agustus 2012.
Seharusnya, kata dia, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tegas untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Caranya dengan menaikkan harga.
Sebaliknya, jika pemerintah ragu karena harus mendapatkan persetujuan DPR, maka bisa diakali dengan mengatur kuota BBM dalam nota keuangan. "Karena kuota adalah kewenangan penuh pemerintah, mestinya bisa dikendalikan."
Dalam nota keuangan yang disampaikan pemerintah, kuota BBM bersubsidi naik menjadi 46 juta kiloliter dari kuota tahun ini 40 juta kiloliter. Jumlah subsidi energi naik 35,72 persen dari Rp 202,4 triliun pada 2012 menjadi Rp 274,7 triliun pada tahun depan. Sebaliknya subsidi non-energi malah turun menjadi Rp 42,4 triliun dari Rp 42,7 triliun.
Menurut Pri Agung, pemerintah seharusnya tidak perlu khawatir dengan kondisi politik untuk menaikkan harga BBM. "Kalau banyak khawatir, kebijakan tidak akan berjalan efektif," ujarnya.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita terkait
Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik
2 hari lalu
Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya
2 hari lalu
Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar
3 hari lalu
Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.
Baca SelengkapnyaAlasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh
3 hari lalu
Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh
Baca SelengkapnyaLHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?
4 hari lalu
KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.
Baca SelengkapnyaTImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci
4 hari lalu
Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat
Baca SelengkapnyaKPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan
4 hari lalu
Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor
4 hari lalu
Sampai Mei 2024, importir 9 mobil mewah itu belum melunasi dendanya, yang telah mencapai Rp11,8 miliar.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN
4 hari lalu
Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?
Baca SelengkapnyaKisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India
6 hari lalu
Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah
Baca Selengkapnya