TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan menggagalkan rencana perdagangan kulit harimau utuh (offset) yang siap dijual. Hari ini Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan menangkap pelaku perdagangan ilegal offset berinisial RS.
Direktur Jenderal PHKA, Darori, mengatakan pelaku ditangkap saat sedang melakukan transaksi jual beli satu kulit harimau Sumatera dan satu kulit macan tutul di Jalan Gaharu II Nomor 6 Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.
"Di rumah itu juga ditangkap empat orang pemilik yang memperdagangkan bagian satwa liar dilindungi tersebut. Saat ini penyidik kehutanan sedang melakukan pengembangan penyidikan," kata Darori saat konferensi pers di Kementerian Kehutanan, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2012.
Darori belum bisa memastikan apakah pelaku yang ditangkap tadi malam merupakan bagian dari jaringan mafia perdagangan ilegal satwa liar dilindungi. Soal nilai kerugian yang diderita pemerintah karena perdagangan ilegal harimau, dia menyebut nilai transaksi tak sebanding dengan nilai kerugian ekologis musnahnya harimau Sumatera.
"Satu offset seperti yang baru digagalkan ini memang dihargai Rp 26 sampai 28 juta, tapi itu jauh lebih rendah dari nilai ekologisnya. Di Internet jual beli offset bisa sampai Rp 76 jutaan," katanya.
Dia lalu mengungkap modus operandi perdagangan ilegal satwa liar dilindungi ini melalui jaringan Internet. Transaksi biasanya dimulai dengan penjual memajang foto barang dan memuat nomor seluler penjual serta harganya di sebuah situs. Calon pembeli yang menghubungi pelaku dan menyepakati harga harga diharuskan mentransfer dahulu uangnya sebelum barang dikirim melalui jasa pengiriman. Barang juga bisa diambil langsung di tempat yang telah ditentukan.
Darori mengungkapkan, selama tiga tahun terakhir direktorat yang dipimpinnya telah menggagalkan perdagangan 40 kulit harimau (offset) yang siap dijual. Upaya Kementerian Kehutanan dalam menggagalkan transaksi perdagangan kulit harimau ini makin intensif dilakukan sejalan dengan informasi dari masyarakat, LSM, dan media massa yang makin peduli dengan keberadaan satwa langka itu.
Lembaga konservasi internasional, seperti IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengkategorikan Harimau Sumatera sebagai subspesies yang terancam punah serta termasuk dalam Appendix I CITES. Artinya, segala bentuk perdagangan hidup dan atau mati termasuk produk turunannya dilarang oleh peraturan internasional, kecuali untuk keperluan nonkomersial tertentu dengan izin khusus.
Saat ini jumlah populasi Harimau Sumatera di lembaga konservasi di Indonesia hanya sebanyak 129 ekor ditambah tiga anakan yang lahir di kebun binatang Medan. Sedangkan jumlah populasi Harimau Sumatera di lembaga konservasi luar negeri sejumlah 244 ekor.
ROSALINA
Berita Terpopuler:
Berpengacara Sama, Polri Dicurigai Mau Main Mata
Korban Kebakaran Adukan Foke
Ular Piton dengan 87 Butir Telur Ditemukan
Pengacara Djoko Susilo Juga Kuasa Hukum Mabes Polri
Kasus Simulator SIM, Ada Upaya Selamatkan Djoko?
Polemik Simulator SIM, Kapolri Kumpulkan Pengacara
Ditemukan Hiu Purba Berusia 270 Tahun
Arkeolog Ini Temukan Piramida via Google Earth
Nasib Penggalian Bunker di Bawah Kantor Jokowi
Sepupu Kate Middleton Tampil Telanjang di Playboy
Berita terkait
Wanita India Bergulat Lawan Harimau Pakai Tongkat Lalu Berselfie
6 April 2018
Seorang wanita India bertarung melawan Harimau dengan bersenjatakan tongkat, selamat lalu berselfie dengan luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaAnak Harimau Sumatera yang Ditemukan di Bengkalis Akhirnya Mati
27 Mei 2017
Sehari setelah ditemukan pada 24 Mei lalu, anak Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)akhirnya mati karena dehidrasi berat dan malnutrisi.
Baca SelengkapnyaKematian Harimau Sumatera Diselidiki, Kuburannya Digali Lagi
27 Mei 2017
Ditemukan bukti-bukti bagian tubuh harimau, seperti alat kelamin, kumis dan kulit diambil warga setelah dibunuh dengan tombak dan golok.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Bengkalis Temukan Seekor Anak Harimau di Kebun Karet
27 Mei 2017
Anak harimau yang ditemukan lemah itu tidak sakit, hanya mengalami dehidrasi yang cukup berat dan terdapat luka di tubuhnya.
Baca SelengkapnyaHarimau Sumatera Masuk Kampung, Warga Panik, BBKSD: Numpang Lewat
24 Mei 2017
Harimau Sumatera yang masuk permukiman warga di Indragiri Hilir mulai menyerang ternak, bahkan mengejar warga yang melintas.
Baca SelengkapnyaHarimau 'Bertamu' di Tengah Permukiman, Warga Indragiri Hilir Resah
24 Mei 2017
Seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) masuk ke tengah permukiman warga Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Baca SelengkapnyaTiga Anak Harimau Sumatera Lahir di Taman Margasatwa Bukittinggi
3 Mei 2017
Salah satu Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) koleksi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi,melahirkan tiga anak.
Baca SelengkapnyaKlinik untuk Harimau Sumatera Dibangun di Bengkulu
31 Maret 2017
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung memulai proses pembangunan klinik harimau Sumatera (Phantera tigris sumatra).
Baca SelengkapnyaPopulasi Harimau Indonesia Terkikis 70 Persen dalam 25 Tahun
31 Juli 2016
Saat ini populasi harimau di Indonesia hanya 300-400 ekor.
Baca SelengkapnyaKonflik Harimau dengan Warga Sumatera Barat Sering Terjadi
12 Juni 2016
Sejak awal 2016, setidaknya terjadi tiga kasus konflik karena harimau memakan tumbuhan di ladang, juga memangsa sapi warga.
Baca Selengkapnya