TEMPO.CO, Singapura– Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pangan (FAO) memperkirakan kenaikan indeks harga pangan global pada Juli 2011 memberi peringatan bahwa krisis pangan seperti pada 2007-2008 kembali mengancam.
Ekonom senior FAO, Abdolreza Abbassian, mengatakan kekhawatiran itu didasari beberapa indikator kondisi yang ada saat ini, yakni gabungan antara kenaikan harga minyak, naiknya konsumsi biofuel, cuaca buruk, kebijakan pengetatan ekspor pangan, serta naiknya harga gandum, yang bisa mengakibatkan harga pangan naik tinggi.
"Ada potensi yang akan membawa kita kembali ke situasi pada 2007-2008," ujar Abbassian.
Selain itu, penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat akan semakin memperparah dampaknya. “Apresiasi nilai dolar Amerika Serikat yang kuat dan kenaikan harga pangan adalah hantaman ganda bagi negara miskin,” kata dia.
Pekan lalu, FAO merilis indeks harga pangan bulanan naik 6 persen pada Juli 2012. Indeks rata-rata pada Juli menjadi 213 poin, naik 12 poin dibanding Juni 2012. Meski demikian, kenaikan itu masih di bawah level indeks Februari 2012 sebesar 238 poin. Sedangkan pada April 2008, indeks rata-rata harga pangan sebesar 274 poin.
Merespons hal ini, organisasi negara-negara maju, G-20, akan menyelenggarakan rapat darurat guna membahas harga pangan global yang melonjak. Pengumuman resmi, G-20, seperti dipublikasikan Financial Times kemarin, menyatakan akan melakukan panggilan telepon konferensi (conference call) pada 27 Agustus. Sejatinya, pertemuan G-20 baru akan dilakukan pada akhir September atau awal Oktober 2012.
Meskipun darurat, G-20 memastikan pertemuan itu bukanlah bentuk kepanikan, melainkan upaya dini menghindari kebijakan pengetatan ekspor pangan. Agar tidak membuat bahan pangan di pasar global menjadi langka.
“Kami hanya ingin memastikan bahwa setiap orang berada dalam pemikiran yang sama atas situasi ini,” demikian pengumuman resmi G-20 seperti dikutip Reuters.
Pertemuan G-20 akan menjadi pertemuan pertama di antara negara-negara di dunia, menyusul kenaikan indeks harga pangan global yang diumumkan oleh Organisasi PBB untuk Urusan Pangan (FAO) pekan lalu.
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari dukungan G-20 terhadap sistem informasi pasar agrikultur yang diciptakan tahun lalu. Sistem adalah inisiatif Prancis merespons krisis pangan pada 2007-2008 yang salah satunya mengakibatkan kerusuhan di Haiti.
REUTERS | BLOOMBERG | FINANCIAL TIMES | ABDUL MALIK
Berita lain:
Bumi Rugi, Investor Ragu
Ada Ruang Bagi Rupiah Menguat
Pemerintah Diminta Waspadai Permintaan Dolar
Jelang Lebaran, Investor Kurangi Portofolio
Sejuta Kontainer Siap Pindah ke Atas Rel Kereta
Akses ke Pelabuhan Harus Dibenahi
Berita terkait
Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur
5 hari lalu
Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.
Baca SelengkapnyaGaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA
44 hari lalu
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan Australia akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA.
Baca SelengkapnyaSolihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis
52 hari lalu
Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?
Baca SelengkapnyaWe Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia
28 Januari 2024
Pada hari ini, 28 Januari, di 1985, kumpulan musisi USA for Africa merilis single hits yang legendaris, We Are the World bantu atas kelaparan Ethiopia
Baca SelengkapnyaKim Jong Un Gusar Korut Krisis Pangan Parah: Masalah Politik Serius
25 Januari 2024
Kim Jong Un mengatakan krisis pangan di Korea Utara adalah masalah politik yang serius.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud Bicara Strategi Atasi Krisis Pangan tanpa Babat Hutan seperti Food Estate
24 Januari 2024
Menurut Heru, Ganjar tidak akan melanjutkan program lumbung pangan (food estate) seperti dijalankan sekarang.
Baca SelengkapnyaAmran Sulaiman Janji Lanjutkan Seluruh Proyek Food Estate: Ini Masalah Perut dan..
2 November 2023
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan akan melanjutkan megaproyek lumbung pangan atau food estate. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaJokowi Cerita Ditolak PM India Narendra Modi Saat Minta Impor Beras: Saya Sudah Bicara, Tidak Berani Melepas
31 Oktober 2023
Presiden Jokowi menceritakan dirinya pernah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mendapat kuota impor beras. Hasilnya?
Baca SelengkapnyaEkonom Nilai Tingginya Impor Beras Menandakan Indonesia Rentan Mengalami Krisis Pangan
28 Oktober 2023
Indonesia akan terus terekspos dengan risiko impor beras selama tidak mampu swasembada.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Semakin Nyata, SPI: Perlu Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan
16 Oktober 2023
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan penyebab utama ancaman krisis pangan berkaitan dengan orientasi tata kelola pangan
Baca Selengkapnya