TEMPO.CO, Jakarta - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk menerbitkan surat utang jangka pendek atau medium term note (MTN) XVII senilai Rp 180 miliar dengan bunga 10,25 persen.
Jangka waktu surat utang tersebut adalah 24 bulan atau dua tahun. "Jatuh temponya 7 Agustus 2014," ujar Direktur Utama PT PP Bambang Triwibowo, di Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2012.
Bambang mengatakan, MTN diterbitkan dengan mekanisme penawaran terbatas atau private placement. Sementara wilayah penawaran berada di sekitar Jakarta. Untuk penawaran terbatas ini, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut menunjuk PT Mandiri Sekuritas.
Pihak-pihak yang nantinya akan menyerap MTN XVII adalah dua investor institusi dan sejumlah investor retail. Dalam laporan keuangan PT PP per 30 Juni 2012, PT PP memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 527,41 miliar. Ini berkurang setengahnya dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun. Total aset perusahaan sendiri mencapai Rp 7,37 triliun.
Sementara pendapatan usaha perusahaan meningkat pesat dari Rp 1,6 triliun di kuartal kedua 2011 menjadi Rp 2,02 triliun hingga tengah tahun ini. Begitu pula dengan laba tahun berjalan mencapai Rp 64,86 miliar, meningkat dari sebelumnya Rp 44,98 miliar.
SUTJI DECILYA
Berita ekonomi lainnya:
89 Persen Proyek MP3EI 2011 Tercapai
Akhir Tahun, Pelindo Garap Pelabuhan Sorong
Dahlan Rombak Direksi PT Dirgantara Indonesia
BCA Jajaki Kerja Sama Kartu Prabayar dengan BPD
2012, Pelni Targetkan Pendapatan Rp 2,5 Triliun
Berita terkait
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu
31 hari lalu
CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Baca SelengkapnyaBRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula
3 Februari 2024
ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate
Baca SelengkapnyaDBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan
24 Januari 2024
DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.
Baca SelengkapnyaTertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
9 Januari 2024
OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham
29 Desember 2023
Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.
Baca SelengkapnyaKreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir
19 Desember 2023
Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.
Baca SelengkapnyaObligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara
14 Desember 2023
Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaObligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.
Baca SelengkapnyaBos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan
30 November 2023
Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa
28 November 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?
Baca Selengkapnya