Beli Bir Bintang, Heineken Incar Pasar Asia  

Reporter

Editor

Senin, 6 Agustus 2012 19:22 WIB

AP/Petr David Josek

TEMPO.CO, Amsterdam - Produsen minuman beralkohol asal Belanda, Heineken NV, akan menjadi pemegang saham pengendali produsen bir terbesar Asia, Asia Pacific Breweries Ltd (APB). Dengan menguasai 82 persen saham Asia Breweries, Heineken ingin meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dari pasar Asia.

Hasil analisis perusahaan jasa keuangan dan investasi Asia Pasifik, CLSA, menyebutkan bahwa Asia Breweries merupakan aset kunci bagi Heineken. Selama 10 tahun terakhir, perusahaan ini membukukan kenaikan pendapatan hampir 19 persen. Euromonitor mencatat, Asia Breweries mendominiasi pasar bir di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Perusahaan itu juga sedang membidik Vietnam, sebagai pasar bir terbesar ketiga di Asia setelah Cina dan Jepang.

Di Indonesia, Asia Breweries merupakan pemilik 75,1 persen saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk, produsen bir merek Bintang. Karena itu Heineken berkeras menguasai saham Asia Breweries. Asia merupakan pasar penting bagi Heineken. Di mana pada kuartal I 2012 pasar Asia tumbuh 8 persen. Angka itu signifikan di tengah menurunnya pasar bir tradisional di Eropa.

Heineken berniat menambah kepemilikan 40 persen senilai US$ 5,1 miliar dari saham Asia Breweries yang dimiliki Fraser and Neave, sehingga kepemilikan sahamnya menjadi 82 persen. Sebelumnya Heineken telah menguasai 42 persen saham Asia Breweries.

Direktur Utama Fraser and Neave, Lee Hsien Yang, mengatakan harga pembelian saham dari Heineken merupakan tawaran dengan harga premium. “Dengan menjual saham Asia Breweries kami mengetahui betapa bernilainya bisnis bir,” ujarnya.

Akuisisi ini akan semakin mengukuhkan upaya Heineken melakukan ekspansi di pasar Asia Tenggara dan mendorong pertumbuhan pangsa pasar bir global. Apalagi pasar bir di Asia selama beberapa dekade dikuasai oleh merek lokal. Selain Cina pasar bir di Asia Tenggara cukup menarik bagi Heineken.

Berdasarkan keterangan resmi manajemen Heineken pada Jumat pekan lalu, perseroan mengatakan transaksi jual beli saham telah mendapat persetujuan dari jajaran direksi Fraser and Neave, dan akan disampaikan dalam rapat pemegang saham perusahaan itu. Perjanjian itu dituangkan dalam definitive agreement antara kedua belah pihak dengan harga penawaran US$ 5 per saham.

REUTERS | WALL STREET JOURNAL I ABDUL MALIK

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Apa Itu Investasi Syariah? Simak Penjelasan Ekonom Celios

6 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Apa Itu Investasi Syariah? Simak Penjelasan Ekonom Celios

Manajer investasi usaha bidang konvensional berpatokan pada pasar bebas.

Baca Selengkapnya

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

19 jam lalu

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

Pemerintah terkesan tidak serius dalam penerapan standar keamanan untuk perusahaan smelter ataupun investor asing yang masuk ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

2 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

3 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

5 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

5 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya