TEMPO.CO, Jakarta - Para pebisnis semakin percaya diri. Badan Pusat Statistik melansir Indeks Tendensi Bisnis pada triwulan II 2012 meningkat menjadi 104,22 persen dibanding triwulan I 2012 sebesar 103,89.
Kepala BPS Suryamin menyatakan, naiknya indeks menunjukkan pelaku bisnis semakin optimistis. "Berarti kondisi bisnis meningkat. Tingkat optimisme pelaku bisnis lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan I," kata Suryamin dalam keterangan persnya di kantor BPS, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2012.
Meningkatnya kondisi bisnis pada triwulan II 2012 terjadi pada semua sektor, kecuali pertambangan dan penggalian. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tercatat sebesar 110.21.
Selain itu, sektor jasa juga mengalami peningkatan sebesar 106,15; diikuti industri pengolahan 106,06; sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan 105,77; sektor konstruksi 104,83, sektor pengangkutan dan komunikasi 104,14; dan sektor listrik, gas, dan air bersih 102,06.
Suryamin menyatakan, kondisi bisnis pada triwulan II 2012 tumbuh karena adanya peningkatan penggunaan kapasitas produksi atau usaha dengan nilai indeks sebesar 106,13, nilai indeks pendapatan usaha sebesar 103,59, dan rata-rata jam kerja 103,45. "Peningkatan tertinggi untuk kapasitas produksi/usaha terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 116,45," katanya.
Namun, untuk sektor pertambangan dan penggalian, BPS mencatat adanya penurunan menjadi 95,55 persen. Menurut dia, hal tersebut disebabkan adanya pembatasan ekspor dan turunnya permintaan akibat krisis global. "Penurunannya sebesar 90,00," ujar dia.
Suryamin memprediksi nilai ITB pada triwulan II 2012 secara umum akan meningkat menjadi 107,64. Seluruh sektor ekonomi diperkirakan mengalami peningkatan. "Peningkatan bisnis tertinggi diperkirakan dari sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 112,11," katanya.
Selain itu, BPS, kata Suryamin, juga memprediksi sektor pertambangan dan penggalian akan mengalami peningkatan terendah dibanding sektor lainnya. "Nilai indeksnya diperkirakan 101,45," kata Suryamin.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terpopuler :
La Nyalla Minta Bambang Pamungkas cs Bertobat
Kristen Stewart Terus Menangis dan Tak Mau Mandi
La Nyalla Bentuk Timnas Tandingan untuk AFF
Fauzi Salip Jokowi di Rumah Sakit Cipto
Alasan Jusuf Kalla Dukung Jokowi
Simsalabim Jenderal SIM
Rumah Djoko Susilo Dekat Keraton Yogyakarta
Jenderal SIM di Balik Tembok Tinggi
Cerita Simulator SIM Majalah Tempo April Lalu
SImulator SIM, Anas Isyaratkan Dukung KPK
Berita terkait
BPS: Indeks Tendensi Bisnis Kuartal III 2019 Menurun
5 November 2019
BPS merilis angka Indeks Tendensi Bisnis pada kuartal III 2019 sebesar 105,33 menurun dari kuartal II 2019 sebesar 108,81.
Baca SelengkapnyaBPS Beberkan Kondisi Ekonomi Konsumen Kuartal IV 2016
6 Februari 2017
Meningkatnya kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional terjadi di 23 provinsi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKota Pontianak Juara Pertama Tata Kelola Ekonomi Daerah
31 Januari 2017
Kota Pontianak di peringkat teratas, sedangkan Kota Medan berada di peringkat terendah dari 32 ibu kota provinsi yang disurvei KPPOD.
Baca SelengkapnyaBos-bos Perusahaan AS Optimistis Kepemimpinan Donald Trump
21 Januari 2017
Belasan bos-bos dari perusahaan dalam daftar S&P 500 optimistis atas dampak rencana pemangkasan pajak, dan belanja infrastruktur oleh Trump.
Baca SelengkapnyaIndeks Keyakinan Konsumen Menguat, Ini Angkanya
3 Februari 2016
Bank Indonesia melaporkan optimisme konsumen semakin menguat pada Januari 2016.
Baca SelengkapnyaSuryamin Sebut Pebisnis Lebih Optimistis di Kuartal II/2015
5 Agustus 2015
"Para pelaku bisnis lebih optimistis pada kuartal II/2015 terlihat dari indeks yang sebesar 105,46," ujar Suryamin di Kantor BPS.
Baca SelengkapnyaSurvei: Bisnis Berbasis Gender Mengekang Pertumbuhan Ekonomi
22 Juli 2015
Survei Global Women Entrepreneur Leaders Scorecard dilakukan di 31 negara.
Baca SelengkapnyaIndeks Keyakinan Konsumen Menguat Sebesar 5,4 poin
4 Juni 2015
Indeks keyakinan konsumen (IKK) pada bulan Mei 2015 menguat.
Baca SelengkapnyaIndeks Demokrasi Bukan Faktor Utama Investasi
4 Juli 2014
Ada juga negara yang tingkat demokrasinya rendah seperti di Singapura, namun perekonomiannya bagus.
Baca SelengkapnyaKadin: Pemerintah Hambat Prospek Bisnis
6 Mei 2014
"Investor itu kalau perlu dijemput dengan baik. Jangan dihadang dengan peraturan-peraturan begini," katanya.