Swasembada Gula Tidak Butuh Perluasan Lahan  

Reporter

Editor

Sabtu, 21 Juli 2012 18:37 WIB

Pekerja membawa gula kristal siap distribusi di Pabrik Gula Toelangan, Desa Tulangan, Sidoarjo (20/8). Pabrik gula yang berdiri sejak tahun 1850 ini mampu menggiling hingga 1400 ton/hari dengan jumlah produksi 1100 kuintal gula setiap harinya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan pemerintah perlu meningkatkan produktivitas tanaman tebu untuk mencapai swasembada gula 2014.

Menurut dia, dengan rata-rata tingkat rendemen tanaman tebu saat ini hanya 7 persen dengan luas areal 450 ribu hektare, maka produksi per hektare sekitar 5,2 ton. Untuk mencapai swasembada gula kristal putih (GKP) 2,9 juta ton pada 2014, maka setidaknya produktivitas minimal 6,3 ton.

Rendahnya produktivitas dan tingkat rendemen ini, kata Soemitro, lantaran pabrik gula di Indonesia sudah dalam kondisi memprihatinkan. Dari 62 pabrik gula yang ada di dalam negeri, sebanyak 51 pabrik gula milik BUMN. “Kondisi pabrik gula milik BUMN ini tidak bagus sehingga rendemen rendah, bukan karena kualitas tebu petani yang jelek,” kata Soemitro ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 21 Juli 2012.

Langkah pemerintah yang justru menurunkan target swasembada gula dinilai tidak masuk akal. Padahal target swasembada masih bisa dicapai tanpa harus mengandalkan penambahan areal tanaman tebu.

Dia menceritakan, dengan lahan terbatas, Indonesia bisa mencapai swasembada. Pada 1929, pemerintah mampu memproduksi gula hingga 3 juta ton dengan areal hanya 200 ribu hektare. Pencapaian itu didorong oleh tingginya tingkat rendemen tanaman tebu rata-rata 15 ton per hektare. Jumlah pabrik gula saat itu juga diketahui sebanyak 179 perusahaan. “Untuk mencapai swasembada yang tinggal dua tahun lagi, perlu ada peningkatan rendemen, bukan perluasan lahan,” katanya.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan pemerintah terpaksa merevisi target produksi swasembada gula 2014. Dalam roadmap awal, produksi gula pada 2014 ditargetkan 5,7 juta ton, namun kini direvisi menjadi 4,81 juta ton.

Menurut Gamal, revisi target pencapaian swasembada produksi gula itu akibat sulitnya merealisasikan penambahan lahan tanaman tebu baru. Asumsi penetapan target itu, Kementerian Pertanian bisa mendapat lahan tambahan seluas 350 ribu hektare. Ternyata tambahan lahan itu belum juga bisa direalisasikan.

"Sekarang kami realistis saja, tidak mengharapkan lagi adanya penambahan lahan. Target saat ini tidak lagi memperhitungkan tambahan lahan, tapi kami tetap optimistis swasembada bisa tercapai pada 2014," katanya.

Namun Soemitro berpendapat lain. Menurut dia, setidaknya untuk mencapai swasembada, pemerintah harus bisa memenuhi kebutuhan gula konsumsi minimal 2,9 juta ton dari produksi dalam negeri. Sebab, kebutuhan gula konsumsi ini sebanyak 2,850 juta ton per tahun.

“Jadi, untuk mencapai target 4,8 juta ton, minimal produksi tanaman tebu harus 11 ton per hektare. Ini bisa dicapai kalau pemerintah segera merevitalisasi pabrik gula agar tingkat rendemen meningkat,” katanya.

ROSALINA

Berita terkait

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

1 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

6 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

9 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

11 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

13 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

17 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

20 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

23 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

23 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

33 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya