TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan pemerintah perlu meningkatkan produktivitas tanaman tebu untuk mencapai swasembada gula 2014.
Menurut dia, dengan rata-rata tingkat rendemen tanaman tebu saat ini hanya 7 persen dengan luas areal 450 ribu hektare, maka produksi per hektare sekitar 5,2 ton. Untuk mencapai swasembada gula kristal putih (GKP) 2,9 juta ton pada 2014, maka setidaknya produktivitas minimal 6,3 ton.
Rendahnya produktivitas dan tingkat rendemen ini, kata Soemitro, lantaran pabrik gula di Indonesia sudah dalam kondisi memprihatinkan. Dari 62 pabrik gula yang ada di dalam negeri, sebanyak 51 pabrik gula milik BUMN. “Kondisi pabrik gula milik BUMN ini tidak bagus sehingga rendemen rendah, bukan karena kualitas tebu petani yang jelek,” kata Soemitro ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 21 Juli 2012.
Langkah pemerintah yang justru menurunkan target swasembada gula dinilai tidak masuk akal. Padahal target swasembada masih bisa dicapai tanpa harus mengandalkan penambahan areal tanaman tebu.
Dia menceritakan, dengan lahan terbatas, Indonesia bisa mencapai swasembada. Pada 1929, pemerintah mampu memproduksi gula hingga 3 juta ton dengan areal hanya 200 ribu hektare. Pencapaian itu didorong oleh tingginya tingkat rendemen tanaman tebu rata-rata 15 ton per hektare. Jumlah pabrik gula saat itu juga diketahui sebanyak 179 perusahaan. “Untuk mencapai swasembada yang tinggal dua tahun lagi, perlu ada peningkatan rendemen, bukan perluasan lahan,” katanya.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan pemerintah terpaksa merevisi target produksi swasembada gula 2014. Dalam roadmap awal, produksi gula pada 2014 ditargetkan 5,7 juta ton, namun kini direvisi menjadi 4,81 juta ton.
Menurut Gamal, revisi target pencapaian swasembada produksi gula itu akibat sulitnya merealisasikan penambahan lahan tanaman tebu baru. Asumsi penetapan target itu, Kementerian Pertanian bisa mendapat lahan tambahan seluas 350 ribu hektare. Ternyata tambahan lahan itu belum juga bisa direalisasikan.
"Sekarang kami realistis saja, tidak mengharapkan lagi adanya penambahan lahan. Target saat ini tidak lagi memperhitungkan tambahan lahan, tapi kami tetap optimistis swasembada bisa tercapai pada 2014," katanya.
Namun Soemitro berpendapat lain. Menurut dia, setidaknya untuk mencapai swasembada, pemerintah harus bisa memenuhi kebutuhan gula konsumsi minimal 2,9 juta ton dari produksi dalam negeri. Sebab, kebutuhan gula konsumsi ini sebanyak 2,850 juta ton per tahun.
“Jadi, untuk mencapai target 4,8 juta ton, minimal produksi tanaman tebu harus 11 ton per hektare. Ini bisa dicapai kalau pemerintah segera merevitalisasi pabrik gula agar tingkat rendemen meningkat,” katanya.
ROSALINA
Berita terkait
Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN
1 hari lalu
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).
Baca SelengkapnyaMentan Bangun Klaster Pertanian Modern
6 hari lalu
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaMengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024
9 hari lalu
Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi
11 hari lalu
Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.
Baca SelengkapnyaProgram Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian
13 hari lalu
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
17 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
20 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
23 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
23 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
33 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca Selengkapnya