TEMPO.CO, Jakarta - Keuntungan PT MNC Sky Vision Tbk mengalami penurunan drastis. Hingga semester pertama tahun ini, perusahaan televisi berbayar Indovision ini membukukan laba bersih Rp 17 miliar atau turun 82,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 99 miliar.
Direktur Utama Indovision Rudy Tanoesoedibjo mengatakan, penurunan itu disebabkan adanya unrealized foreign exchange loss sebesar Rp 89 miliar. "Padahal di periode sama tahun sebelumnya, kami memperoleh unrealized foreign exchange gain sebesar Rp 81 miliar," ujar Rudy di Jakarta, Jumat 20 Juli 2012.
Menurut dia, kerugian ini disebabkan adanya translasi atas kewajiban pinjaman obligasi dalam Dollar Amerika Serikat sebesar US$ 165 juta yang baru jatuh tempo pada 2015 mendatang.
Sementara itu, pendapatan Indovision meningkat 36 persen dari sebelumnya Rp 814 miliar menjadi Rp 1,1 triliun. Peningkatan, Rudy melanjutkan, karena tumbuhnya pelanggan hingga 40 persen dari 1 juta menjadi 1,4 juta pada tengah tahun ini.
Selama semester satu tahun 2012, pertumbuhan pelanggan sekitar 248 ribu atau rata-rata 41.300 pelanggan per bulan. Angka yang melebihi target 187.700 pelanggan atau 31.300 pelanggan per bulan pada tengah tahun pertama ini.
Laba usaha Indovision mencapai Rp 236 miliar atau naik 40 persen dari sebelumnya Rp 169 miliar. Sedangkan EBITDA mencapai Rp 461 miliar per Juni 2012 atau naik 35 persen dari sebelumnya Rp 342 miliar.
Sutji Decilya
Berita terkait :
Indovision Catatkan Saham di Bursa
Indovision Catat Pendapatan Rp 1,1 Triliun
Indovision Tunjuk Dua Penjamin Emisi untuk IPO
Berita terkait
Hari Televisi Sedunia, Serba-serbi dalam Sejarah Pertelevisian
21 November 2022
Penetapan Hari Televisi Sedunia juga menjadi momentum ketika para pemimpin PBB menyadari peran televisi dalam memfokuskan perhatian publi
Baca SelengkapnyaPakar UNRI Beri Tips Agar TVRI Diminati Masyarakat
24 Agustus 2021
TVRI sebenarnya sudah melakukan mediamorfosis dan konvergensi media untuk mempertahankan eksistensinya namun hal itu dirasa belum cukup
Baca SelengkapnyaHUT ke-59, Ini Sejarah Singkat Berdirinya TVRI
24 Agustus 2021
Hari ini, 24 Agustus 2021, Televisi Republik Indonesia (TVRI) berulang tahun yang ke-59 sejak didirikan pada 1962
Baca SelengkapnyaIndustri Penyiaran Buka Peluang Kerja Lebih Besar buat Difabel
26 September 2018
Industri pertelevisian harus dapat mempresentasikan keberagaman pemirsa mereka, salah satunya dengan mengakomodir tenaga kerja difabel.
Baca SelengkapnyaTeknologi TV Tanpa Remote Ditemukan, Bisa Pakai Gerakan Kucing
5 Oktober 2017
Revolusi cara kita berinteraksi dengan televisi secara online segera terjadi dengan ditemukannya teknologi pengontrol dengan gerakan tubuh atau benda
Baca SelengkapnyaLG Display Pasok LCD ke Samsung Mulai Juli
21 Februari 2017
Samsung dan LG telah melakukan pembicaraan pasokan LCD sejak Sharp menyampaikan pemotongan pasokan Samsung tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKoalisi Penyiaran Ragukan Evaluasi KPI pada Televisi Swasta
25 Mei 2016
Menurut Koalisi, KPI menyia-nyiakan anggaran negara dan kesempatan melakukan perubahan.
Baca SelengkapnyaKehadiran Netflix Dianggap Bikin Persaingan Makin Ruwet
18 Februari 2016
Netflix mengajarkan orang Indonesia untuk membayar sebuah tayangan yang bagus.
Baca SelengkapnyaSamsung Luncurkan Video Wall dengan Bezel Tertipis
2 Februari 2016
Batas antar-layar (bezel) sebesar 1,4 milimeter membuat layar pamer Samsung tampak seperti benar-benar menyatu.
Baca SelengkapnyaUrgensi Transparansi Perizinan Televisi
2 Februari 2016
Kegaduhan terjadi dalam dunia penyiaran Indonesia. Pemimpin Komisi I (bidang penyiaran) Dewan Perwakilan Rakyat dan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) menuduh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah bertindak melampaui wewenangnya, melanggar Undang-Undang Penyiaran, dan mengancam keberadaan stasiun televisi swasta.
Baca Selengkapnya