TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang bisa bertahan di tengah krisis ekonomi dunia punya peluang untuk berperan aktif dengan memberi arahan pada Bank Dunia atau lembaga pembiayaan dunia lainnya seperti International Monetary Fund (IMF).
“Sebagai negara berkembang, kita itu pemilik aktif di Bank Dunia dan IMF dan bisa mengarahkan Bank Dunia apa yang harus dilakukan karena negara lain belajar dari negara-negara berkembang saat ini,” ujar Sri di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis, 12 Juli 2012.
Masyarakat, kata dia, harus mengubah sudut pandang selama ini yang beranggapan bahwa Indonesia adalah anggota dari IMF atau Bank Dunia. Yang tepat, kata dia, Indonesia adalah pemilik saham atau shareholder dari lembaga-lembaga tersebut.
Sri Mulyani mengakui dulu yang berperan di Bank Dunia dan IMF adalah negara-negara maju atau G7. “Tapi negara tersebut sekarang sedang krisis dan peranan mereka dalam policy internasional juga dianggap bukan contoh yang meyakinkan,” kata dia. Saat ini, negara-negara justru senang belajar pada pengalaman negara-negara berkembang. Sri menunjuk negara-negara di Timur Tengah yang lebih menyukai pelajaran menangani krisis dari negara berkembang yang lebih dekat. Mesir, misalnya, memilih belajar dari Indonesia yang berhasil melewati krisis politik dan ekonomi pada 1998 lalu.
Karena itu, kata Sri, Indonesia perlu memanfaatkan posisinya sebagai pemegang saham aktif di lembaga keuangan dunia. Indonesia sudah tidak lagi berperan sebagai peminjam dan menunggu kebijakan secara pasif saja dari lembaga tersebut. “Sekarang Indonesia bisa sarankan apa yang menurut kita paling penting untuk menjaga ekonomi dunia,” katanya.
Dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, pemerintah Indonesia menyampaikan keinginan agar Bank Dunia fokus pada perumuskan kebijakan inklusi keuangan atau financial inclusion bagi masyarakat. “Kemudian juga soal ketersediaan lapangan pekerjaan untuk terus menunjang pertumbuhan ekonomi,” kata Sri Mulyani.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita terkait
Sri Mulyani Targetkan Anggaran Pendidikan 2025 Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Dana Makan Siang Gratis?
23 menit lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran dana pendidikan 2025 untuk penguatan mutu pendidikan
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Prabowo-Gibran, Pertumbuhan 5,1 dan Defisit 2,45 Persen
6 jam lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan APBN 2025 untuk dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran dengan pertumbuhan 5,1 persen dan defisit 2,45 persen
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Serahkan Pokok Kebijakan APBN Transisi kepada DPR
8 jam lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyerahkan pokok kebijakan APBN 2025 kepada DPR dalam rapat paripurna hari ini.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Anggota DPR Pertanyakan Pabrik Smelter, Identitas Korban Pesawat Jatuh di BSD
17 jam lalu
Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mulyanto meminta pemerintah mengaudit seluruh smelter dan mengevaluasi tata kelola industri ini.
Baca SelengkapnyaTerkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI
2 hari lalu
Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai
2 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor
2 hari lalu
Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik
3 hari lalu
Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.
Baca SelengkapnyaJokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor
3 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.
Baca SelengkapnyaTImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci
4 hari lalu
Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat
Baca Selengkapnya