TEMPO.CO, Yogyakarta-Mau menjual barang namun tidak punya toko atau kios? Pasarkan melalui media internet. Sebab, potensi jual beli melalui online atau biasa disebut e-commerce di Indonesia cukup besar.
Berdasarkan data bank dunia tahun 2010 pengguna internet di Indonesi mencapai 10 persen dari jumlah penduduk atau sebesar 22 juta orang. Dari jumlah tersebut 23 persennya merupakan pengguna internet aktif. " Sebanyak 50 persen pengguna internet aktif merupakan pengguna jasa e-commerce," kata Direktur Kebijakan dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Sri Suparni pada acara diskusi "e-commerce dan masa depan perdagangan Indonesia di Yogyakarta, Selasa 10 Juli 2012. Acara ini hasil kerja sama Artajasa dan Tempo.
Bank Indonesia sudah mengeluarkan peraturan terkait E-commerce di Indonesia. Melalui peraturan Bank Indonesia dan Undang-Undang, aturan itu menaungi perdagangan secara online.Namun, meski potensi perdagangan melalui e-commerce sangat besar, di Indonesia masih mengalami kendala. Yaitu soal keamanan baik itu pencurian melalui peretas atau modus lainnya. "Bank Indonesia sudah meminimalisir kejahatan perbankan semacam itu," kata dia.
Yaitu dengan penerapan kebijakan pemasangan chip di semua kartu kredit di Indonesia. Hal itu sudah dilakukan sejak 2009. Kebijakan itu juga diberlakukan untuk kartu ATM debet. Untuk kartu ATM debet ditargetkan sudah menggunakan chip semuanya di akhir tahun 2015. Juga penggunaan PIN di ATM atau kartu kredit enam digit.
Chief Operational Officer tiket.com, Natali Ardianto, mengatakan, pertumbuhan e-commerce di Indonesia 19 persen per tahun. Dengan pertumbuhan itu omset e-commerce tahun 2014 bisa mencapai 1,4 triyun dollar. "Pertumbuhan internet Indonesia 20 persen per tahun. 68 persen orang yang pernah bertransaksi lewat online," kata dia.
Menurut Hafni Septiana Nur Endah, Kepala sub divisi Interoperabilitas dan Interkonektivitas E-Business Kementerian Komunikasi dan Informatika potensi e-commerce memang cukup besar di Indonesia. Menurut dia jumlah Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia sangat besar. Pada 2007 di 18 kota besar di Indonesia kata dia, diketahui bahwa 42 persen E-commerce di sektor perdagangan dan jasa, dan 14 persen di industri.
MUH SYAIFULLAH
Berita terkait
Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021
22 April 2021
Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM
Baca SelengkapnyaTren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda
6 April 2018
Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.
Baca SelengkapnyaRuben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali
22 Januari 2018
Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar
16 Januari 2018
Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIcing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu
8 November 2017
Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha
13 September 2017
Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.
Baca SelengkapnyaMau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos
2 September 2017
Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya
3 Agustus 2017
Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.
Baca SelengkapnyaBisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis
21 Juli 2017
PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis
Baca SelengkapnyaMau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks
17 Juli 2017
Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?
Baca Selengkapnya