TEMPO.CO, Jakarta - Isu ekonomi menyelip dari perbincangan satu dari sembilan wakil presiden pembantu Ahmadinejad, Ebrahim Azizi, dengan Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden, di Medan Merdeka Selatan. Kebetulan, Ebrahim menangani Badan Perencanaan dan Anggaran Belanja di Iran.
Ebrahim menuturkan posisi ekonomi Iran yang cukup baik dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tujuh persen per tahun kemarin. Juga aneka potensi, seperti produksi minyak yang mencapai 4 juta barel per hari, yang menjadi sumber utama pendapatan.
"Tetapi, beliau juga menegaskan, Iran membuat kebijakan untuk tidak menggunakan pendapatan dari minyak untuk operasional negara dalam lima tahun mendatang," kata juru bicara Wakil Presiden, Yopie Hidayat, Jumat, 22 Juni 2012.
Dana dari minyak, dalam lima tahun mendatang, difokuskan untuk investasi dan pengembangan lain. Ada sebuah kas khusus untuk dana minyak yang tiap tahunnya diharuskan diisi sekitar US$ 30 miliar. "Itu yang akan disimpan sebagai sumber dana pembangunan. Sedangkan operasional tidak menggunakan dana minyak lagi," kata Yopie.
Cara tersebut dianggap sebagai strategi yang baik dan tepat. "Seperti beberapa kali disampaikan Wapres bahwa Indonesia mengurangi sedapat mungkin ketergantung pada sumber daya alam. Pengelolaan ekonomi negara harus lebih bergantung pada SDM yang kreatif dan produktif," kata Yopie.
Dalam perbincangan ekonomi ini, Ebrahim menyampaikan, Iran akan menunjuk pejabat-pejabat khusus untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan.
Hari ini, Wakil Presiden Iran Ebrahim Azizi melakukan kunjungan satu hari ke Indonesia. Agenda utamanya adalah menyampaikan undangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri KTT Non-Blok di Teheran, Iran, akhir Agustus mendatang. Dengan posisi Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menganggap penting kehadiran Indonesia.
ARYANI KRISTANTI
Berita terkait
Syarief Hasan Dukung Penguatan Kerja Sama Indonesia-Iran
25 Mei 2023
Peningkatan kerja sama diharapkan dapat mendukung perdagangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMPR Dukung Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Iran
25 Mei 2023
Indonesia dan Iran telah membangun hubungan diplomatik sejak 1950.
Baca SelengkapnyaSebelum Raja Saudi Datang, Darmin Bawa Delegasi ke Iran
27 Februari 2017
Salah satu poin penting dalam kunjungan delegasi Indonesia kali ini adalah penyampaian proposal pengelolaan dua ladang minyak di Iran.
Baca SelengkapnyaRI-Iran Sepakat Perangi Radikalisme
7 Desember 2016
Iran minta Indonesia memperkuat kerja sama di bidang energi, terutama minyak dan gas.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Iran Siap Sepakati 9 Poin Kerja Sama
24 Februari 2016
Iran juga mengundang perusahaan Indonesia untuk mengembangkan 29 blok migas di negara itu.
Baca SelengkapnyaIran Harap Hubungan dengan RI Meningkat Pasca Sanksi Dicabut
10 Februari 2016
Volume perdagangan Iran-Indonesia selama ini fluktuatif, cenderung menurun.
Baca SelengkapnyaMenlu Iran Puji Kepemimpinan Indonesia di Asia Afrika
25 September 2015
Kepemimpinan Indonesia pada KTT Asia Afrika dinilai memberikan inspirasi untuk penyelesaian konflik Timur Tengah
Baca SelengkapnyaPengusaha Batu Akik Iran Ingin Jajal Pasar Indonesia
30 Juli 2015
Warga Iran pakai akik berdasarkan akidah dan kepercayaan.
Baca SelengkapnyaIran: Lovely People, Buku Fotografi Dubes RI untuk Teheran
21 Juni 2015
Dubes Dian Wirengjurit memanfaatkan kunjungan ke pedesaan Iran dengan mengabadikan kehidupan masyarakatnya dalam foto.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Iran Hidupkan Kembali Kerjasama Industri Pupuk
29 April 2015
Rencana kerjasama juga ditingkatkan dalam bidang perdagangan dan
industri keuangan