Dolar Kembali Perkasa, Rupiah Melemah 50 Poin  

Reporter

Editor

Kamis, 21 Juni 2012 18:07 WIB

TEMPO/Arif Fadillah

TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya mata uang regional Asia dan Eropa terhadap dolar AS, menyusul reaksi negatif pasar terhadap hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), kembali menekan nilai tukar rupiah.

Di transaksi pasar uang hari ini, Kamis, 21 Juni 2012, rupiah ditutup melemah 52 poin (0,55 persen) ke level 9.482 per dolar AS. Masih adanya ketidakpastian di pasar finansial global membuat para pelaku pasar domestik merasa lebih nyaman memegang dolar AS.

Tingginya ekspektasi pasar akan dikucurkannya stimulus finansial (quantitative easing) ketiga untuk mendukung perekonomian AS berakhir dengan kekecewaan. Pernyataan resmi Bank Sentral AS (The Fed) akhirnya mempertahankan kebijakan swap obligasi jangka pendek dan jangka panjang serta suku bunga acuan tetap di 0,25 persen.

Sentimen negatif tersebut membuat dolar AS kembali perkasa di pasar mata uang Asia dan Eropa. Mata uang bersama negara-negara Eropa kembali melemah 0,27 persen ke level US$ 1,2673. Yen juga melemah 0,28 persen ke level 79,89 per dolar AS. Jadi indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya menguat 0,02 persen ke level 81,601.

Treasury of Research Bank BNI, Apressyanty Senthaury, mengatakan kecemasan pasar terhadap perkembangan ekonomi AS dan krisis Eropa kembali menghambat apresiasi rupiah. “Pasar tadinya sempat berharap The Fed mengucurkan tambahan stimulus finansial melalui QE3 sehingga mendorong aliran dana asing masuk ke pasar regional.”

Turunnya indeks manufaktur Cina yang mengindikasikan lesunya perekonomian negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini serta hasil keputusan The Fed tampaknya tidak bersahabat bagi investor.

“Selain itu, data pengangguran AS yang diprediksi akan meningkat mencapai 380 ribu jiwa lagi-lagi membuat investor makin cemas, sehingga dolar AS akan tetap menjadi tempat yang paling aman untuk investasi,” katanya.

Langkah penanganan krisis Eropa yang belum memuaskan turut menjadi perhatian investor. Berlanjutnya krisis perbankan Eropa setelah pemilu Yunani serta melonjaknya yield obligasi Spanyol dan Italia membuat gejolak pasar finansial di Benua Biru tak berkesudahan.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

5 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

5 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

6 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

8 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.

Baca Selengkapnya