Bank Sentral Incar Spekulan Rupiah  

Reporter

Editor

Sabtu, 26 Mei 2012 13:01 WIB

Petugas menunjukkan uang kertas dolar Amerika palsu yang berhasil diamankan di Markas Polsek Metro Matraman, Jakarta, Kamis (3/5). Sebanyak 7.634 lembar pecahan 100 dolar Amerika palsu serta 155 lembar negatif atau klise pecahan 100 dolar Amerika berhasil diamankan dari seorang tersangka sebelum diedarkan di wilayah Ibukota Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tengah meneliti penyebab melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belakangan ini. Pengamatan mencakup perilaku perbankan, dan yang penting aksi spekulasi dalam perdagangan. "Kalau ada trading yang spekulatif, BI akan mengambil tindakan melalui supervisory action," ujar Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A. Johansyah di kantornya kemarin.

Difi mengatakan gerakan rupiah akhir-akhir ini memang sudah eksesif (berlebihan). "Memang ini agak terganggu dengan gerakan di pasar offshore (luar negeri)," ujarnya. Meski demikian, ia meyakinkan, bank sentral akan selalu mengamankan rupiah agar volatilitasnya tidak liar. "BI akan selalu berada di pasar dan menyediakan valas yang cukup bagi dunia usaha yang membutuhkan dolar," ucapnya.

Pelemahan rupiah saat ini, Difi menjelaskan, mungkin saja terjadi karena ada investor yang melepas Surat Utang Negara dan mengkonversinya ke dolar pada saat yang sama. "Ini menimbulkan tekanan terhadap dolar yang tiba-tiba dalam jumlah besar," ujarnya. Namun dia meyakini pelemahan bersifat sementara. "Tapi sampai kapan, kami belum tahu, karena sentimen pasar terhadap Eropa masih lemah," ujarnya.

Nilai tukar rupiah akhir pekan ini ditutup melemah cukup tajam, mencapai 186 poin (2,01 persen) ke level 9.454 per dolar Amerika Serikat. Kemarin, rupiah ditransaksikan dalam kisaran yang cukup lebar, antara 9.265 dan 9.515 per dolar Amerika Serikat.

Pengamat pasar uang, Lindawati Susanto, menjelaskan bahwa ketidakpastian di Yunani membuat dolar AS kembali terapresiasi terhadap mata uang utama dunia, dan memicu pelemahan rupiah. Peningkatan permintaan dolar AS dari korporat untuk memenuhi kebutuhan rutin membuat rupiah semakin terpuruk.

MARTHA THERTINA | VIVA BK

Berita Terpopuler Lainnya:
Di Yogya Para Menteri Masuk Istana, Dahlan Pilih ke Pabrik Gula
Rupiah Mulai Terbatuk-batuk
Indonesia Kebal Krisis Eropa
Stop Ekspor Mineral, Indonesia Ditekan Asing
Anggarkan Rp 400 Miliar, Ramayana Buka 6 Gerai Baru


Berita terkait

Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Tahun Depan Tetap Longgar, Apa Saja?

30 November 2023

Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Tahun Depan Tetap Longgar, Apa Saja?

Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakan makroprudensial longgar pada tahun 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

BI Dorong Korporasi Terbitkan Surat Berharga Komersial

25 September 2019

BI Dorong Korporasi Terbitkan Surat Berharga Komersial

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan instrumen itu untuk memberikan opsi bagi pelaku pasar dalam membantu pembiayaan jangka pendek.

Baca Selengkapnya

Destry Sebut Kebijakan Pelonggaran Moneter Masih akan Berlanjut

7 Agustus 2019

Destry Sebut Kebijakan Pelonggaran Moneter Masih akan Berlanjut

Destry Damayanti mengatakan kebijakan pelonggaran moneter masih akan berlanjut dalam jangka waktu cukup panjang.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Turun, Sri Mulyani: Likuiditas Negara Lebih Rileks

1 Agustus 2019

Suku Bunga Turun, Sri Mulyani: Likuiditas Negara Lebih Rileks

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan suku bunga pertanda perubahan arah kebijakan moneter dari bank sentral Amerika

Baca Selengkapnya

Peluang Terbuka, BI Isyaratkan Suku Bunga Acuan Turun Lagi

22 Juli 2019

Peluang Terbuka, BI Isyaratkan Suku Bunga Acuan Turun Lagi

Bank Indonesia sebelumnya telah menurunkan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 6 persen ke 5,75 persen.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Moneter Lebih Akomodatif, LPS Rate Bakal Turun

24 Mei 2019

Kebijakan Moneter Lebih Akomodatif, LPS Rate Bakal Turun

LPS mencatat selama dua bulan terakhir suku bunga simpanan perbankan mulai melandai dan cenderung stabil.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN+3 Bakal Melambat di 2019 dan 2020

1 Mei 2019

Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN+3 Bakal Melambat di 2019 dan 2020

Meski begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang masih kembali meningkat karena didukung oleh kondisi fundamental yang kuat.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik, Sinyal BI Mulai Perketat Moneter?

2 Juli 2018

Suku Bunga Acuan Naik, Sinyal BI Mulai Perketat Moneter?

Kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dinilai pasar sebagai sinyal pengetatan moneter yang hati-hati dan terukur.

Baca Selengkapnya

Stabilkan Ekonomi RI, Gubernur BI Siapkan 'Jamu' Moneter

17 Juni 2018

Stabilkan Ekonomi RI, Gubernur BI Siapkan 'Jamu' Moneter

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan dirinya telah menyiapkan lima 'jamu' khusus untuk menjaga kestabilan moneter.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Pemerintah Waspadai Risiko Akibat Normalisasi Moneter AS

15 Mei 2018

Jokowi: Pemerintah Waspadai Risiko Akibat Normalisasi Moneter AS

Presiden Jokowi memastikan pemerintah akan selalu waspada terhadap risiko akan ketidakpastian ekonomi global akibat normalisasi moneter AS.

Baca Selengkapnya