TEMPO Interaktif, Jakarta: Karyawan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengaku belum menerima pesangon pada hari pembubaran lembaga ini, Jumat (27/2). “Saat ini kami belum menerima dan belum ada pemberitahuan secara resmi,” kata salah seorang divisi komunikasi BPPN. Di ruangan lantai 12 kantor BPPN, tampak karyawan sedang sibuk membereskan fail-fail dan tumpukan kardus. Selain itu, mereka juga akan membagi-bagikan buku kenang-kenangan perjalanan BPPN dari awal. Rencananya, BPPN akan menggelar upacara penutupan di luar Gedung Danamon. Acara ini akan dimulai pada pukul 14.00 WIB. Sedangkan di Istana Negara, Presiden Megawati sedang memimpin upacara pembubaran lembaga ini. Sesuai dengan keputusan presiden massa kerja BPPN berlangsung selama lima tahun sampai hari ini, 27 Februari 2004. Dengan pembubaran BPPN, sisa aset BPPN yang dianggap bersih akan segera dialihkan ke Perusahaan Pengelola Aset Negara (PPAN). Sebelumnya, pemerintah melalui Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) membentuk tim pemberesan atau likuidasi untuk membenahi dokumen BPPN. Tim ini mempersiapkan proses peralihan aset dari BPPN ke PPAN. BPPN sendiri sampai saat ini sudah menyetorkan hasil penjualannya ke negara sebesar Rp 168 triliun. Pembayaran ini, dimasukkan melalui APBN dan nonAPBN secara tunai atau pengalihan obligasi. Hingga 2003 yang lalu, BPPN telah mengeluarkan anggaran operasional Rp 6 triliun.Dana operasional yang dipakai untuk dana talangan, biaya konsultan, listrik, sewa gedung, telekomunikasi, serta sarana lainnya, ditutup dari hasil bunga penjualan BPPN. Jumlah penerimaan bunganya sendiri saat ini mencapai Rp 7 triliun. Yandi MR - Tempo News Room