Pengusaha: Pemusnahan Ayam Tak Selesaikan Masalah

Reporter

Editor

Senin, 2 Februari 2004 18:14 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia (GPPI) Anton J. Supit mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah untuk melakukan pemusnahan 10 juta ayam dalam mengatasi flu burung tidak akan menyelesaikan masalah."Yang terpenting adalah pemberian vaksin dengan peningkatan biosecurity," ujarnya kepada Tempo News Room melalui sambungan telepon, Senin (1/2). Dia menerangkan, saat ini ayam ras yang ada di seluruh Indonesia berjumlah 250 juta ekor. Dari jumlah tersebut sekitar 100 juta ayam berada di Pulau Jawa. "Yang menjadi prioritas ya yang di Jawa, karena di daerah lain kebanyakan belum terkena," ujarnya. Dia mengimbau, daripada melakukan pemusnahan (stamping out), sebaiknya pemerintah memfokuskan kebijakan pada vaksinasi terhadap 100 juta ayam di Pulau Jawa. "Daripada ribut-ribut, yang penting vaksin harus segera didatangkan, ini urgent," tambahnya. Namun hingga saat ini pemerintah belum juga berhasil mendatangkan vaksin tersebut.Menurut dia, kelambatan ini karena pemerintah masih mengalami krisis di dalam mengelola krisis, dalam artian pemerintah masih menerapkan prosedur baku yang membutuhkan waktu lama dalam mendatangkan vaksin dari luar negeri. "Bicara krisis tapi kok masih mempermasalahkan soal izin," tegasnya. Padahal, kebutuhan akan vaksin tersebut sudah mendesak sehingga harus segera didatangkan. "Terlambat sehari saja, ayam itu sudah mati," ujarnya. Hingga saat ini pemerintah juga belum benar-benar jelas tentang ayam yang akan dimusnahkan. "Pemerintah masih simpang siur tentang definisi ayam yang akan dimusnahkan," tegasnya. Menurut dia, pemusnahan selain bagi ayam yang terkena juga harus dilakukan untuk ayam-ayam yang berada pada kandang yang sama. "Kalau ayam yang sudah sakit, tanpa disuruh pun petani akan segera memusnahkan," ujarnya. Namun untuk memusnahkan seluruh ayam tersebut, menurut dia, adalah hal yang tidak mungkin. Sementara di negara lain, seperti Amerika dan Jepang, kebijakan pemusnahan efektif karena kerugian yang dialami petani diganti secara total. Selain itu, di negara-negara tersebut tidak ditemui adanya ayam kampung, puyuh, maupun bebek liar.Selain vaksinasi, menurut Anton, pemerintah juga harus meningkatkan biosecurity atau peningkatan kewaspadaan pengamanan, yaitu dengan cara mengatur mobilitas orang maupun kendaraan yang keluar masuk peternakan. Selain itu pemerintah juga harus melakukan penegakan hukum untuk melarang penggunaan pupuk dari kotoran ayam. "Kotoran tersebut membawa penyakit, jangan diperjualbelikan," tegasnya. Diharapkan cara-cara tersebut dapat mengontrol penyebaran penyakit. Mawar Kusuma - Tempo News Room

Berita terkait

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

1 menit lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Bantah Rencana Uji Coba Kereta Otonom Tanpa Rel di IKN: Belum Ada Desain Finalnya

1 menit lalu

Menteri PUPR Bantah Rencana Uji Coba Kereta Otonom Tanpa Rel di IKN: Belum Ada Desain Finalnya

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono membantah rencana Otorita IKN melakukan uji coba kereta otonom pada Juli mendatang. Prasarana belum siap.

Baca Selengkapnya

Rektor Unri Bilang Uang Pangkal untuk Subsidi Silang Mahasiswa Kurang Mampu

5 menit lalu

Rektor Unri Bilang Uang Pangkal untuk Subsidi Silang Mahasiswa Kurang Mampu

Rektor Unri melaporkan mahasiswanya ke polisi. Gara-gara mengkritik kebijakan uang pangkal yang dianggap mahal.

Baca Selengkapnya

Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

7 menit lalu

Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

Kabupaten Batanghari raih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-9, di Auditorium Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jambi, pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

12 menit lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Mengelola 4 Jenis Suhu

13 menit lalu

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Mengelola 4 Jenis Suhu

Coldspace meluncurkan teknologi pendingin hybrid untuk pabrik bahan makanan di Srengseng,Jakarta Barat. Diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

23 menit lalu

PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memberikan reward studi banding kepada Ketua Kelompok Mekaar.

Baca Selengkapnya

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

28 menit lalu

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

Ujang menyebut belum ada figur yang berani muncul lantaran Khofifah memiliki elektabilitas baik di Jatim dan didukung oleh partai pemenang pilpres.

Baca Selengkapnya

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

33 menit lalu

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

Polda Riau menyelidiki laporan Rektor Universitas Riau (UNRI) Sri Indarti terhadap mahasiswa bernama Khairiq Anhar yang mengkritik biaya kuliah

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

34 menit lalu

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

Starlink mulai menawarkan produknya ke masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya