TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Internet raksasa Cina, Alibaba Group Holding Ltd, akan menambah pinjaman US$ 3 miliar (sekitar Rp 26,7 triliun) dari enam bank untuk membeli kembali saham Yahoo! Inc. miliknya, kata seorang yang mengetahui transaksi itu, Kamis, 9 Februari 2012, seperti dikutip The Wall Street Journal. Saat ini kepemilikan Alibaba Group di Yahoo! sebesar 40 persen.
Enam bank, yakni Australia dan New Zealand Banking Group, Credit Suisse Group AG, DBS Bank Ltd, Deutsche Bank AG, HSBC Holdings PLC, dan Mizuho Financial Group, sedang dalam proses meminta persetujuan internal untuk mengucurkan kredit berjangka waktu tiga tahun, dengan imbal hasil 4 persen. Pembahasan pinjaman diharapkan rampung bulan ini.
Pemberitaan itu menyebabkan saham Alibaba Group di bursa Hong Kong, Alibaba.com Ltd., dihentikan dari perdagangan, pada hari ini. Dalam keterbukaan informasi kepada bursa, Alibaba.com mengatakan bahwa perusahaan berencana mengklarifikasi spekulasi terkait dengan transaksi yang melibatkan pemegang saham pengendali.
Alibaba Group mengoperasikan perusahaan perdagangan online yang terdaftar di bursa Hong Kong, yakni Alibaba.com, serta situs belanja online terbesar di Cina, Taobao Marketplace dan Taobao Mall.
Untuk melonggarkan kas perusahaan, Yahoo! saat ini sedang "mengobral" saham kepada Alibaba Group. Juga kepada Yahoo! Jepang, perusahaan perdagangan publik yang memiliki Japanese Internet firm Softbank Corp sebagai pemegang saham terbesar lainnya. Pemegang saham Asia menaikkan mayoritas nilai pasar Yahoo! hari ini.
Langkah ini muncul karena Yahoo! pada hari Selasa lalu mengumumkan perombakan dewan, setelah direktur non-eksekutif, Roy Bostock, dan tiga lainnya mengatakan akan mengundurkan diri dari perusahaan akhir tahun ini.
Yahoo! mengoperasikan beberapa situs yang paling ramai di bidang olahraga, berita, dan keuangan. Namun raksasa Internet ini harus berjuang dalam beberapa tahun terakhir karena iklan, yang menjadi bisnis inti, tengah menurun. Pesaing seperti Google Inc. dan Facebook Inc. membuat terobosan baru dalam iklan online yang menyebabkan pendapatan Yahoo! terkoreksi 21 persen tahun 2011 lalu.
RETNO S
Berita terkait
Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI
14 November 2023
Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).
Baca SelengkapnyaBidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya
17 Oktober 2022
Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.
Baca Selengkapnya2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?
17 September 2022
Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja bertujuan untuk melakukan renovasi rumah.
Baca SelengkapnyaSaham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya
29 Maret 2022
Hanya tiga bulan kemudian, Tesla mengatakan merencanakan penjualan saham lain untuk mendapatkan dana segar hingga USD 5 miliar.
Baca SelengkapnyaSaham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana
27 November 2021
Saham Eropa anjlok di tengah aksi jual yang meluas pada Jumat karena laporan varian baru Covid-19, varian Botswana, yang memicu kekhawatiran investor.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound
30 Agustus 2021
Indeks Harga Saham (IHSG) Sesi II pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021, ditutup di level 6.144.
Baca SelengkapnyaPanasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar
26 Juni 2021
Perusahaan Panasonic telah menjual semua saham Tesla dengan harga sekitar 400 miliar yen atau USD 3,61 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret.
Baca Selengkapnya4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons
1 April 2021
PKS sudah membuat surat kepada pimpinan dewan untuk segera mengagendakan pembahasan mengenai rencana penjualan saham bir DKI di PT Delta.
Baca SelengkapnyaPenjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran
1 April 2021
Pejabat DKI terancam dianggap melanggar regulasi pasar modal jika berkoar-koar jual saham bir tapi batal.
Baca SelengkapnyaDapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO
27 Agustus 2020
Pengamat meminta Pertamina mengkaji ulang rencana IPO.
Baca Selengkapnya