Lelang SUN Bisa Perkuat Rupiah

Reporter

Editor

Senin, 6 Februari 2012 05:30 WIB

Petugas dengan konsumen di outlet penjualan Obligasi Republik Indonesia (ORI) - 005 di gedung BNI 46, Jakarta, Selasa (19/08). BNI diberikan kuota penjualan ORI Seri 005 sebesar Rp 850 miliar yang ditawarkan dari tanggal 19 sampai 29 Agustus 2008. Tempo/Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang minggu lalu rupiah bergerak datar i sekitar 9.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Optimisme investor atas tercapainya kesepakatan Yunani dan para kreditornya, serta keluarnya data inflasi domestik sebesar 0,76 persen tidak mendorong rupiah bergerak lebih jauh.

Akhir pekan lalu rupiah ditutup di posisi 8.968, yang berarti menguat menguat tipis 15 poin (0,2 persen) dari posisi pekan sebelumnya di 8.983 per dolar AS.

Minggu ini akan dirilis dua data ekonomi Indonesia, yakni data Produk Domestik Produk (PDB) dan pengumuman suku bunga patokan BI Rate. Ditambah lagi lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, 7 Februari 2012, dengan target indikatif Rp 8 triiliun.

“Para pelaku pasar pastinya akan melakukan antisipasi keluarnya data ekonomi penting serta lelang obligasi pemerintah minggu ini sehingga diharapkan rupiah bisa menguat,” ujar Nurul Eti Nurbaeti, Kepala Riset Treasury Bank BNI.

Dilihat dari data ekspor yang mengalami penurunan, serta rendahnya inflasi mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan terakhir juga mengalami perlambatan. Namun, upaya pemerintah untuk menggenjot belanja di kwartal IV dapat menopang pertumbuhan ekonomi domestik. “Langkah pemerintah untuk membelanjakan anggarannya menjelang akhir tahun masih cukup efektif untuk menopang pertumbuhan ekonomi di akhir tahun kemarin,” tuturnya.

Pekan ini, Nurul memprediksikan, rupiah akan di transaksikan dalam rentang 8.900 hingga 9.050 per dolar AS dengan kecenderungan menguat. Masuknya aliran dana asing ke bursa saham dan pasar obligasi pekan ini bisa menjadi katalis positif bagi rupiah. Namun, membaiknya data ekonomi AS pekan lalu bisa menjadi hambatan bagi apresiasi mata uang lokal.

BI rate yang juga masih dipertahankan oleh Bank Indonesi di level 6 persen masih menjadi daya tarik investor asing berinvestasi dalam mata uang rupiah. Sehingga dalam lelang obligasi pemerintah,Selasa besok kemungkinan masih akan kebanjiran dana. Sebab mereka berfikir, sekarang waktunya untuk masuk ke pasar obligasi saat harganya masih rendah dan imbal hasilnya tinggi.

Jika lembaga pemeringkat Standard & Poor’s juga akan menaikkan peringkat Indonesia ke level investment grade (layak investasi), maka harga obligasi akan menjadi mahal serta imbal hasilnya akan semakin rendah. | PDAT | VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

9 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

9 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

9 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya