Japfa Terbitkan Obligasi Rp 250 Miliar  

Reporter

Editor

Selasa, 17 Januari 2012 14:20 WIB

Herry Wibowo Direktur Utama Japfa (kedua dari kiri)usai pemaparan penerbitan obligasi Japfa di Jakarta, Rabu (7/12). TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen pakan ternak PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk kembali menerbitkan obligasi senilai Rp 250 miliar. Penerbitan surat utang kali ini merupakan kelanjutan penerbitan obligasi dari tahap I tahun lalu sebesar Rp 1,25 triliun.

Dalam keterangan tertulisnya kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen Japfa mengatakan obligasi yang diterbitkan pada tahun ini memiliki tingkat bunga tetap 9,9 persen. Dari total penerbitan obligasi berkelanjutan Rp 1,5 triliun, 50 persen dananya akan digunakan untuk belanja modal. Sedangkan 33,33 persen atau sekitar Rp 500 miliar digunakan melunasi penerbitan obligasi tahun 2007. "Sisanya digunakan membiayai modal kerja perseroan," demikian kutipan keterangan yang dirilis Selasa, 17 Januari 2012.

Obligasi tahap I dan II ini memiliki jangka waktu lima tahun atau jatuh tempo pada 12 Januari 2017 dan 1 Februari 2017. Manajemen perseroan juga mengatakan, kedua obligasi tersebut akan dibayarkan setiap tiga bulan sekali, masing-masing pada 12 April dan 1 Mei tahun ini.

Penjamin pelaksana emisi obligasi berkelanjutan Japfa tahap II ini adalah PT Bahana Securities dengan wali amanat PT Bank CIMB Niaga Tbk. Obligasi tahap II ini meraih izin efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 29 Desember 2011 dan mulai ditawarkan pada 27 Januari 2012 dengan masa penjatahan pada 30 Januari 2012. Sementara, tanggal pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) diagendakan 2 Februari 2012.

Tahun ini perseroan telah menyiapkan belanja modal hingga Rp 900 miliar. Dana itu berasal dari obligasi berkelanjutan serta kas internal perseroan. Rencananya dana itu akan digunakan untuk pengembangan sarana produksi pada divisi perunggasan sebesar 90 persen dan budidaya perairan sebesar 10 persen.

Dengan proyeksi itu, perseroan berharap pendapatan akan mencapai Rp 17 triliun, naik 13 persen dari target tahun 2011 di angka Rp 15 triliun dengan kontribusi terbesar diberikan oleh divisi perunggasan. Sementara laba bersih diharapkan bisa mencapai Rp 1 triliun, meskipun 2011 lalu laba bersih perseroan diprediksi turun karena kelebihan pasokan anak ayam.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

30 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya