TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari, menyatakan produksi minyak tahun ini terancam makin anjlok. Indikasi penurunan terlihat sejak beberapa tahun terakhir, produksi makin turun tapi belum ada eksplorasi yang mampu menambah jumlah cadangan secara signifikan.
"Ancaman ini semakin nyata. Penurunan produksi akan berlanjut di masa mendatang," kata Rovicky, Kamis, 5 Januari 2012.
Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BPMigas) telah melansir bahwa cadangan terbukti minyak pada 2012 hanya sekitar 3,92 miliar barel. Angka ini menurun dari cadangan 2011 yang berada di kisaran 4,03 miliar barel. Padahal cadangan ini diperkirakan bakal habis dalam kurun waktu 13 tahun bila tidak ada eksplorasi penemuan cadangan.
Penurunan produksi terlihat sangat signifikan pada 2011. Dari target 945 ribu barel per hari ternyata realisasinya hanya 903.441 barel per hari. Padahal 2010 bisa sebanyak 944.898 barel per hari.
Menghadapi kenyataan ini, Rovicky menyarankan pemerintah lebih serius mengatasi kecenderungan penurunan produksi. Ia mendesak pemerintah fokus pada kegiatan eksplorasi dan studi geologi demi mendapat prospek lokasi cadangan baru. Supaya terwujud, pemerintah mestinya mengajak pendidikan tinggi ilmu kebumian, asosiasi, BPPT, Lemigas, dan Badan Geologi untuk membangun industri perminyakan. Supaya aktivitas eksplorasi dan produksi migas di berbagai potensi cekungan migas meningkat, pemerintah mesti membuat tawaran dan insentif menarik kepada investor.
Deputi Pengendali dan Operasi BPMigas, Rudi Rubiandini, berpendapat berbeda. Menurutnya produksi minyak masih cerah, alias ada sedikit kenaikan. "Sekitar 930 ribu barel per hari," ujarnya. Toh, jumlah itu masih belum memenuhi target APBN 2012 sebanyak 950 ribu barel per hari.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita terkait
Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel
11 Oktober 2019
SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi
10 Januari 2018
Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.
Baca SelengkapnyaESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah
9 Januari 2018
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.
Baca SelengkapnyaPertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total
29 Agustus 2017
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.
Baca SelengkapnyaPertamina EP Tambah Produksi Minyak
28 Agustus 2017
Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.
Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta
31 Juli 2017
Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.
Baca SelengkapnyaPemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela
30 Juli 2017
Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor
30 Juli 2017
Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.
Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah
30 Juli 2017
Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.
Baca SelengkapnyaPertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti
20 Juli 2017
PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.