Rupiah Masih Akan Dipengaruhi Keterpurukan Euro

Reporter

Editor

Kamis, 15 Desember 2011 07:01 WIB

TEMPO/Muhammad Auliya

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ditransaksi pasar uang kemarin, nilai tukar rupiah berhasil menguat menguat ditengah terdepresiasinya mata uang regional. Kemarin rupiah ditutup pada level 9.089 per dolar Amerika Serikat (AS), yang berarti berhasil menguat 16 poin (0,18 persen) dari penutupan sebelumnya di level 9.105.

Pergerakan rupiah hari ini akan kembali dibayangi keterpurukan euro terhadap dolar AS. Namun, Bank Indonesia yang secara konsisten menjaga mata uangnya dipasar bisa menjadi penopang agar rupiah tidak turun terlalu tajam.

Fundamental makroekonomi Indonesia yang masih solid dimana ekonomi masih tumbuh diatas 6 persen, inflasi terkendali, stabilitas keamanan dan politik yang terjaga sebenarnya tidak ada alasan bagi pelemahan rupiah.

Terpuruknya euro hingga dibawah level psikologis US$ 1,3 di pasar New York semalam membuat greenback (sebutan dolar AS) makin menunjukkan keperkasaanya terhadap mata uang dunia. Sehingga indeks dolar AS (indikator pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia) kembali naik 0,347 poin (0,43 persen) menjadi 80,589, seperti yang dilansir Marketwatch.com tadi malam.

“Ketidakpastian kawasan Eropa yang menjadi pendorong pasar saat ini,” kata George Rusnak, direktur nasional pendapatan tetap dari Well Fargo Private Bank. “Kalau kita lihat, belum ada yang berubah dalam waktu dekat,” tuturnya.
Mata uang euro dalam perdagangan semalam sempat terpuruk hingga ke level US$ 1,2943 sebelum menguat kembali ke level US$ 1,2986. Diperdagangan Asia kemarin euro masih diperdagangkan pada level US$ 1,3026.

Pelemahan euro terjadi setelah Departemen Keuangan Italia melepas obligasi senilai US$ 3,9 miliar dengan tenor 5 tahun dengan imbal hasil meningkat hingga 6,47 persen, level tertingginya sejak berlakunya mata uang euro. Sehingga akan makin membebani anggaran negara tersebut untuk membayar utang.

“Hasil lelang obligasi Italia menjadi sentimen negatif Eropa sehingga makin menekan euro,” ujar Jane Foley, ahli strategi senior dari Rabobank International. “Kita sudah berada di level terendah tahun ini dan cukup berdampak psikologis terhadap para pelaku pasar,” paparnya.

Tidak adanya stimulus dari Bank Sentral AS (The Fed) untuk menghadapi krisis dari Eropa, serta Kanselir Jerman yang menolak untuk meningkatkan dana talangan bagi euro membuat mata uang euro tertekan hingga dibawah level psikologis US$ 1,3.

Prospek ekonomi kawasan yang akan melambat karena pengetatan anggaran dan ancaman dipangkasnya peringkat utang negara Uni Eropa mendorong dolar AS makin digdaya terhadap euro, ditambah lagi data - data ekonomi AS yang dirilis juga terlihat membaik dalam beberapa pekan terakhir.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

8 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

8 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

9 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya