Pertamina Minta Pasokan LNG Domestik Berlebih

Reporter

Editor

Kamis, 8 Desember 2011 10:15 WIB

Kilang LNG Pt Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meminta pemerintah mendorong para kontraktor asing mengalokasikan gas alam cair lebih banyak untuk pasar dalam negeri.

Pasalnya, harga gas cair (liquified natural gas/LNG) di pasaran internasional terus merambat naik. "Sehingga tidak mungkin mengimpor dari Timur Tengah," ujar juru bicara Pertamina, Mochamad Harun, Kamis, 8 Desember 2011.

Apalagi dengan program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas, kebutuhan gas dalam negeri dipastikan meningkat tajam dalam beberapa tahun mendatang. Indonesia setidaknya memerlukan LNG sebesar 10 juta metrik ton per tahun (MTA) mulai 2013.

Saat ini harga gas alam cair di pasaran internasional bisa mencapai US$ 18 per juta british thermal unit (MMBTU). Perkembangan pasar gas alam cair juga berada di kisaran 15-20 persen dari harga Japan Cocktail Crude (JCC) yang berada di angka US$ 110 per barel.

Pertamina tengah menggarap beberapa proyek agar kebutuhan gas alam cair dalam negeri terpenuhi, di antaranya dengan membangun terminal penampungan dan regasifikasi terapung (Floating Storage and Regasification Unit/FSRU) di Jakarta dan Jawa Tengah. Kedua penampungan gas tersebut masing-masing berkapasitas 3 juta metrik ton per tahun.

Perkiraannya, FSRU Jakarta dapat beroperasi pada tahun depan, sementara FSRU Jawa Tengah menyusul di tahun berikutnya, yaitu pada 2013.

Pertamina mengaku, sebagai pelaku bisnis hulu gas dalam negeri, merupakan satu-satunya perusahaan energi di Indonesia yang memenuhi komitmen Domestic Market Obligation (DMO) atau Kewajiban Pemenuhan Pasar di Dalam Negeri. "Pertamina adalah produsen gas terbesar untuk kebutuhan domestik," katanya.

Pasokan gas Pertamina untuk konsumen terdiri atas 34 persen yang dialirkan kepada Perusahaan Gas Negara (PGN), 20 persen untuk memenuhi kebutuhan industri, 18 persen untuk industri pupuk, 25 persen untuk pembangkit listrik, dan sisanya untuk kebutuhan kilang Pertamina.

Oleh karena itu, Pertamina mendorong pemerintah agar memanfaatkan opsi kewajiban pemenuhan pasar dalam negeri yang belum dipenuhi oleh para produsen gas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang menghasilkan gas alam cair. "Supaya dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kebutuhan dalam negeri," ucapnya.

Selain itu, kata Harun, Pertamina juga meminta pemerintah mendorong produsen gas alam cair memanfaatkan kondisi pasar saat ini untuk melakukan renegosiasi kontrak LNG yang harganya masih sangat murah. "Kebijakan pemanfaatan LNG untuk kebutuhan domestik juga sangat mendesak untuk segera direalisasikan sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Indonesia.”

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

1 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

9 Desember 2023

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

Kelompok lingkungan hidup di arena COP28 mendesak diakhirinya ekspansi LNG untuk menghentikan 'kekacauan iklim'.

Baca Selengkapnya

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

7 September 2023

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

PT Pertamina (Persero) mengembangkan bisnis carbon capture storage (CCS) dan gas alam cair (LNG) secara terintegrasi untuk mengurangi emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

26 Juli 2023

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

Menteri Luhut meminta pembangunan Terminal Liquified Natural Gas (LNG) di Bali terus digenjot. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

1 Juni 2023

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

Setelah 20 tahun dilarang, Jokowi membuka keran ekspor pasir laut yang disusul dengan perintah Menko Marves, Luhut melarang ekspor LNG. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Truk Berbahan Bakar Gas Alam Cair Pertama di Indonesia Sedang Diuji Coba

25 Januari 2023

Truk Berbahan Bakar Gas Alam Cair Pertama di Indonesia Sedang Diuji Coba

Subholding Gas Pertamina, PT PGN bersama anak usaha PT Gagas Energi Indonesia sedang melakukan uji coba truk berbahan bakar gas alam cair (LNG).

Baca Selengkapnya

Eropa Melirik Afrika untuk Mencari Alternatif Gas Rusia

12 Oktober 2022

Eropa Melirik Afrika untuk Mencari Alternatif Gas Rusia

Afrika memiliki cadangan gas alam cair yang melimpah. Negara-negara Eropa meliriknya untuk mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.

Baca Selengkapnya

Nigeria Mau Suplai Gas Alam Cair Lebih Banyak ke Eropa

8 September 2022

Nigeria Mau Suplai Gas Alam Cair Lebih Banyak ke Eropa

Nigeria siap membangun proyek pipa gas agar bisa mengirimkan gas alam cair lebih banyak ke Eropa. Sebab saat ini kendala utamanya adalah keamanan.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Siapkan 58 Kargo LNG untuk Produksi Listrik PLN di 2022

6 Januari 2022

SKK Migas Siapkan 58 Kargo LNG untuk Produksi Listrik PLN di 2022

Industri hulu minyak dan gas bumi memastikan komitmennya untuk terus memasok gas alam cair atau LNG untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikan.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini, Pertamina Alihkan Semua Bisnis Gas Alam Cair ke PGN

11 Februari 2020

Tahun Ini, Pertamina Alihkan Semua Bisnis Gas Alam Cair ke PGN

Setelah mendapat limpahan bisnis LNG dari Pertamina, PGN segera mencari pasar di dalam maupun di luar negeri.

Baca Selengkapnya