TEMPO Interaktif, Jakarta: Peluang ekonomi Indonesia tahun 2004 lebih besar daripada tahun 2003 dengan pertumbuhan sekitar 5,4 persen. Hal ini diungkapkan ekonom Wijaya Adi dalam diskusi bertema "Gambaran Perekonomian Indonesia 2004: Sektor Riil Menunggu Hasil Pemilu" di gedung Widya Graha, Jakarta, Selasa (23/12). Diskusi ini diadakan oleh Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.Menurut Adi, pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, meskipun sangat lambat, tahun ini menimbulkan sikap optimis bagi perekonomian tahun 2004. Selain itu juga karena faktor inflasi yang stabil serta nilai kurs yang terus menguat. "Akan tetapi kemungkinan merosotnya perekonomian juga masih sangat besar, terutama disebabkan oleh ketidakpastian Pemilu 2004," kata Adi.Adi mengungkapkan, stabilitas perekonomian Indonesia tahun 2004 sangat tergantung pada kondisi nonekonomi meskipun besaran ekonomi makro menunjukan kecenderungan yang semakin menguat. Sedangkan dalam soal faktor eksternal, "Dalam hal faktor eksternal, perkembangan ekonomi dunia diprediksikan akan semakin membaik dengan pertumbuhan yang diproyeksikan akan mencapai 4,1 persen meningkat dari sekitar 3 persen pada tahun sebelumnya," katanya.Adi juga mengungkapkan, meskipun indikator makro seperti inflasi, kurs, suku bunga, dan sebagainya relatif baik, itu bukan jaminan bahwa pada tingkat mikro juga akan berkembang sama baiknya. Namun dia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2004 akan meningkat 5,4 persen, lebih besar dari asumsi yang dibuat pemerintah sekitar 4,8 persen. Adi juga menyinggung kemungkinan meningkatnya jumlah pengangguran dari 10.300 orang pada tahun 2003 menjadi sekitar 10.745 orang pada tahun 2004. Robbi - Tempo News Room