TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian meminta PT Garuda Indonesia untuk memberikan potongan harga (diskon) untuk kargo ekspor demi mendongkrak daya saing produk buah dan sayur Indonesia. Saat ini, ekspor hortikultura Indonesia kalah bersaing dengan negara lain dari sisi harga karena mahalnya biaya angkut.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP), Kementerian Pertanian, Zaenal Bachruddin, mengatakan, pihaknya sudah beraudiensi dengan Direksi Garuda Indonesia soal kemungkinan diskon kargo hortikultura. “Garuda menyambut baik, karena itu kami mengimbau ke pengusaha untuk membuat proposal usulan diskon tarif kargo,” kata dia di Jakarta, Jumat, 25 November 2011.
Tarif kargo Indonesia memang terhitung mahal. Direktur eksportir buah PT Alamanda Sejati Utama, Komar Muljawibawa, mengatakan, tarif kargo Garuda lebih mahal dibandingkan perusahaan penerbangan asing.
Ia mencontohkan, untuk tarif normal ke Singapura, pengusaha dipungut US$ 50 sen per kilogram, sedangkan tarif adhock untuk kontrak jangka panjang mencapai US$ 30 sen per kilogram. "Seharusnya bisa 20 sen per kilogram agar daya saing kita meningkat," ujarnya.
Sedangkan Direktur Pemasaran Internasional Ditjen PPHP, Mesah Tarigan, mengatakan, kondisi ini sangat berbeda dengan Thailand. Di sana, maskapai penerbangan tak bisa menolak pengusaha yang akan mengekspor produk pertanian. Bahkan pemerintah Australia melarang keamanan menyetop kendaraan yang mengangkut produk segar. “Kondisi ini sangat berbeda dengan Indonesia,” katanya.
Data Kementerian Pertanian pada tahun 2010 menyebutkan, ekspor sayuran nasional, di antaranya kubis, cabai merah, dan kentang, mencapai 33 ribu ton. Sedangkan ekspor buah, seperti nanas dan jeruk, mencapai 6 ribu ton.
ROSALINA
Berita terkait
Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern
3 hari lalu
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaMengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024
5 hari lalu
Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi
7 hari lalu
Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.
Baca SelengkapnyaProgram Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian
10 hari lalu
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
14 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
16 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
19 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
19 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
30 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
41 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya