TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk berencana melakukan pembelian kembali (buyback) sekitar satu persen saham publik atau sebesar 294.117.647 lembar saham. Rencana ini telah disepakati oleh pemegang saham di Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung Selasa, 15 November 2011.
"Sebanyak 99,8 persen pemegang saham menyetujui rencana buyback saham ini," kata Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya usai RUPSLB di Jakarta, Selasa, 15 November 2011.
Menurut Ketut, pembelian kembali saham ini akan menghabiskan dana sebesar Rp 600 miliar. Pembelian saham pun akan dilakukan dalam tiga tahap dengan mengeluarkan dana Rp 200 miliar setiap tahapnya. Pendanaan buyback akan dibiayai dari saldo kas per 30 September sebesar Rp 2,9 triliun.
Pada tahap pertama buyback, lanjut dia, akan dilangsungkan pada tahun ini. Sedangkan dua tahap lagi menunggu saat yang tepat. "Rencana buyback ini memiliki jangka waktu 18 bulan dimulai dari kesepakatan buyback ini diambil," ujarnya.
Ketut menjelaskan, perusahaan melakukan rencana pembelian saham publik disebabkan harga saham perusahaan yang dinilai sangat rendah jika dibandingkan dengan nilai kekayaan perusahaan. "Harga saham per 31 Desember 2010 seharusnya di atas Rp 1.600, namun saat ini sekitar Rp 640," ujarnya.
Untuk itu, perusahaan ingin memperbaiki struktur permodalan perusahaan ke depannya zehingga manajemen ingin memanfaatkan kesempatan melaksanakan pembelian kembali saham perusahaan pada level harga saham yang tepat. "Harga saat ini memang belum mencerminkan nilai dasar dari bisnis, kualitas aset, kekuatan operasional, finansial, serta prospek bisnis kami," jelasnya.
Kinerja keuangan perusahaan milik Grup Lippo ini mengalami pertumbuhan yang baik di kuartal ketiga tahun ini. Pendapatan perusahaan meningkat 30 persen dari Rp 2,2 triliun per September 2010 menjadi Rp 2,9 triliun hingga bulan ini.
Sementara laba bersih juga meningkat menjadi Rp 481 miliar atau naik 38 persen dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 349 miliar.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
21 jam lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
6 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
37 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya