Apindo: Tambahan Wakil Menteri Tak Berdampak Banyak  

Reporter

Editor

Senin, 17 Oktober 2011 15:28 WIB

Sofyan Wanandi. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mengatakan penambahan wakil menteri di Jajaran Kementerian Perekonomian tidak berdampak pada kinerja para menteri. Dalam dua tahun kabinet ini ada wakil menteri yang justru tidak terpakai oleh menteri. Kalangan pengusaha saat ini dalam posisi wait and see. Mereka akan melihat tugas wakil menteri nantinya, apakah akan mempersulit dunia usaha atau tidak.

"Kalau memerlukan dua (wakil) sih oke-oke aja. Tapi kan untuk apa Dirjen dan Sekjen. Apa gunanya penambahan kalau sudah ada menteri muda lebih berhasil," kata Sofyan usai diskusi perkembangan ekonomi daerah di Hotel Borobudur, Senin, 17 Oktober 2011.

Ia menegaskan secara keuangan penambahan ini memberatkan negara. Padahal yang harus dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah memperbaiki koordinasi dan memperbaiki manajemennnya. "Tidak bisa begini lagi. Kalau menteri salah dalam kebijakan harus dibela. Jangan dijadikan mainan politik, sehingga menterinya tidak ada yang berani ambil keputusan."

Presiden, lanjut Sofyan, harus memberikan guidance secara langsung pada bawahannya dan memberikan target yang terukur. Selain itu bawahan setingkat eselon I harus juga mengarahkan kinerja wakil menteri harus ke mana."Harus bisa membuat putusan yang jelas. Ini bisa berhasil asalkan wakil menteri tidak jalan sendiri-sendiri," ujarnya seraya mengatakan efektif atau tidaknya kinerja wakil menteri baru bisa dibuktikan dalam 6 bulan mendatang.

Pengamat Ekonomi Ahmad Erani Yustika menegaskan jika menteri sudah bekerja dengan baik dan mengusai masalah, tidak perlu ada wakil menteri. "Penambahan menteri ini lebih pada pertimbangan politik," katanya.

Ia menilai adanya wakil menteri akan membuat masalah baru dengan menghasilkan birokrasi yang lebih panjang. Birokrasi yang terbangun justru tidak sesuai dengan semangat efektif dan efisien. "Tidak ada rule of conduct dari negara yang mengatur wakil menteri untuk membagi tugasnya itu."

Mahendra Siregar yang saat ini masih menjadi Wakil Menteri Perdagangan menyatakan kesiapannya untuk berbagi tugas dengan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati. "Kami masih menunggu waktu dengan Menkeu yang baru saja kembali dari pertemuan G20 di Paris. Saya harapkan mendapat arahan dan petunjuk dari beliau supaya kami bisa menyiapkan diri," kata Mahendra di Hotel Borobudur.

Ia meminta supaya proses transisi pergantian menteri ini tidak dibuat heboh. Ia pun belum mau berkomentar banyak terkait teknis pekerjaan yang nantinya dilimpahkan kepada dirinya. "Saya masih fokus terhadap tugas sebagai Wakil Menteri Perdagangan," katanya.

Sedangkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo belum mau berkomentar dengan adanya tambahan Wakil Menteri Keuangan untuk membantu tugasnya di Lapangan Banteng, Jakarta. "Nice try. Belum bisa jawab ya," katanya singkat.

ALWAN RIDHA RAMDANI

Berita terkait

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

17 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

17 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

2 hari lalu

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

Sejumlah nama besar masuk dalam bursa calon menteri keuangan untuk kabinet Prabowo-Gibran. Dua sosok dinilai cukup kuat

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

4 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

7 hari lalu

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

Pakar menyayangkan apabila Sri Mulyani harus turun untuk mengurus pemerintahan daerah kalau maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Sebut Prabowo Sudah Ikut Diskusi untuk RAPBN 2025

8 hari lalu

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Sebut Prabowo Sudah Ikut Diskusi untuk RAPBN 2025

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah dilibatkan dalam diskusi untuk RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

10 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Diisukan Jadi Menteri Keuangan, Budi Gunadi Malah Ingin jadi Menteri Penerangan

10 hari lalu

Diisukan Jadi Menteri Keuangan, Budi Gunadi Malah Ingin jadi Menteri Penerangan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka suara soal isu dirinya yang akan jadi menteri keuangan dalam kabinet pemerintahan baru

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

10 hari lalu

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

Staf khusus Menteri Keuangan memastikan Sri Mulyani dan Kementerian Keuangan menghormati segala diskusi dan aspirasi yang ada di masyarakat

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

17 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya