Pemerintah Berniat Kurangi Impor Susu  

Reporter

Editor

Rabu, 28 September 2011 13:42 WIB

Seorang pekerja menuangkan susu sapi ke plastik pembungkus di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, Lembang, Jawa Barat (17/9). Menjelang lebaran permintaan meningkat. Foto: TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah bakal mengurangi ketergantungan impor susu menjadi 50 persen dari total konsumsi nasional saat ini. Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Kementerian Pertanian Jamil Musanif mengatakan, target itu akan diusahakan tercapai pada 2014 nanti

Nilai impor susu Indonesia saat ini terbilang tinggi. Dari total kebutuhan konsumsi susu per tahun yang mencapai 2,7 juta liter, sekitar 75 persen di antaranya masih dipenuhi dari impor. Sedangkan produksi dalam negeri baru mampu memenuhi 25 persen kebutuhan susu nasional.

Sejumlah langkah dilakukan Kementerian Pertanian untuk mencapai target tersebut, "Kami lakukan dengan cara memberikan insentif, bantuan bibit sapi, serta bantuan pengembangan industri primer," kata Jamil, Rabu 28 September 2011.

Apalagi pemerintah menargetkan pertumbuhan konsumsi susu masyarakat Indonesia tumbuh menjadi 13 liter per kapita per tahun pada 2014. Sekarang tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia baru mencapai 11,9 liter per kapita per tahun. Jauh lebih rendah dibanding India yang telah mencapai 42,8 liter per kapita per tahun. Bahkan, Indonesia juga masih kalah dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang telah mencapai 22,1 liter per kapita per tahun dan 31,7 liter perkapita pertahun.

Setiap tahun melalui program pengembangan kelompok tani (Gapoktan), Kementerian Pertanian memberikan bantuan pada 10 kelompok peternak sapi berupa peralatan pengolahan susu dengan nilai masing-masing berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga telah meminta kalangan industri untuk terus memaksimalkan serapan produksi susu lokal. Salah satunya dengan mendorong industri untuk meningkatkan produksi produk susu olahan segar dibanding olahan bubuk. Saat ini produksi susu olahan segar cair, baik itu dalam bentuk UHT (ultra high temperatur) maupun susu pasteurisasi masih sedikit diproduksi. Kalangan industri pengolahan susu dalam negeri masih lebih suka memproduksi susu bubuk yang bahan bakunya lebih banyak dipasok dari impor. "Bahan baku susu bubuk olahan lebih banyak dari susu impor karena memang impor susu kita berupa susu bubuk, bukan susu cair," katanya.

Elvira P. Wongsosudiro, Manajer Komunikasi Tetra Park Indonesia, sebuah perusahaan pengemasan dan pemprosesan susu di Indonesia, mengakui bahwa upaya peningkatan konsumsi susu olahan segar cair tidak gampang. "Karena masyarakat kita sudah terbiasa lebih senang mengkonsumsi susu bubuk," katanya.

Direktur Southeast Asian Food and Agricultural Science and Tecnology (Seafast) Center Institut Pertanian Bogor (IPB) Purwiyanto Hariyadi mengatakan bahwa susu olahan cair memiliki kelebihan dibanding susu bubuk, yaitu masih belum banyaknya unsur susu yang berubah dibanding dengan susu olahan bubuk. "Memiliki kandungan vitamin, mineral, dan rasa, bahkan warna yang hampir sama dengan susu segar, namun aman dan bebas pengawet," katanya.

Menanggapi rencana pemerintah untuk menurunkan impor susu menjadi 50 persen dari total konsumsi nasional pada 2014, Purwiyanto menyarankan agar pemerintah tidak hanya terjebak dalam peningkatan kuantitas produksi susu semata. "Harus disertai peningkatan kualitas produksi karena saat ini kualitas mutu mikrobiologi susu lokal kita masih kurang baik yang disebabkan faktor kurang baiknya pengolahan di peternakan, mulai dari kebersihan kandang, penyimpanan dan pengolahannya. Pemerintah harus lebih meningkatkan pendampingan dan meningkatkan teknologinya."

AGUNG SEDAYU



Berita terkait

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

3 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

9 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

13 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

14 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

2 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

2 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

3 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya