Kontrak Beras dengan Thailand-Vietnam Diperpanjang

Reporter

Editor

Jumat, 9 September 2011 06:30 WIB

Seorang staf Bulog mengambil sampel dan mendekteksi keberadaan hama ataupun benda asing sebelum beras impor vitnam dibongkar muat (9/3). ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah bakal memperpanjang nota kesepahaman pengadaan beras dengan Thailand dan Vietnam. "Kami sudah mengirim surat resmi untuk memperpanjang perjanjian pengadaan," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, di Jakarta Kamis 8 September 2011.


Perpanjangan kontrak yang mendesak terutama adalah dengan Thailand karena akan selesai tahun ini. Adapun kesepakatan dengan Vietnam berakhir tahun depan. Volume pengadaan yang diminta tetap, yaitu masing-masing 1 juta ton. "Perjanjian kami minta diperpanjang selama dua tahun," ujar Deddy.

Selain itu, pemerintah mendalami rencana perjanjian perberasan dengan Pakistan dan India. Pemerintah sudah mengirim rancangan kesepakatan ke Pakistan. "Pekan depan, Wakil Menteri Perdagangan Pakistan datang ke Indonesia. Kami akan menanyakan kemungkinan kerja sama," kata dia.

Pemerintah bersama Bulog terus mengkaji kemungkinan impor dari dua negara tersebut dengan pertimbangan harganya yang lebih murah. Di pasar internasional, harga beras Pakistan dan India dinilai lebih murah 5 persen ketimbang beras negara lain.

Tahun ini Bulog menyepakati impor sebanyak 800 ribu ton. Dari jumlah itu, 500 ribu ton dari Vietnam dan sisanya dari Thailand. Realisasi impor baru sekitar 200 ribu dari Vietnam. Sedangkan beras dari Thailand baru bisa terealisasi bertahap mulai Oktober mendatang.

Menurut Kepala Bulog Sutarto Alimuso, beras impor dari Thailand dan Vietnam memiliki kualitas lebih baik dibanding produksi dalam negeri. "Kualitas beras impor itu medium plus dengan patahan 15 persen. Artinya, lebih baik dari beras medium di dalam negeri yang patahannya 20 persen," katanya.

Ihwal penjajakan impor beras dari negara ASEAN lain seperti Myanmar dan Kamboja, menurut Sutarto Alimuso, belum ada rencana. Sebab, Myanmar dan Kamboja dinilai belum memiliki pengalaman ekspor. "Tapi Myanmar dan Kamboja sudah surplus. Hanya belum ada pemikiran ke sana," ujar Sutarto.

EKA UTAMI APRILIA | ROSALINA

Berita terkait

Ribuan Ton Sitaan Kasus Beras Maknyuss dan Cap Jago Akan Dilelang

28 April 2018

Ribuan Ton Sitaan Kasus Beras Maknyuss dan Cap Jago Akan Dilelang

PT Indo Beras Unggul, produsen beras Maknyuss dan Cap Jago terjerat kasus produksi beras tak sesuai kemasan oleh Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI.

Baca Selengkapnya

Bulog Prediksi Beras Impor Tiba Hingga Pekan Depan

14 Februari 2018

Bulog Prediksi Beras Impor Tiba Hingga Pekan Depan

Perum Bulog memperkirakan Beras impor asal Vietnam dan Thailand akan tiba di Indonesia hingga pekan depan.

Baca Selengkapnya

Wapres: Impor Beras Lindungi Petani Daerah dari Lonjakan Harga

15 Januari 2018

Wapres: Impor Beras Lindungi Petani Daerah dari Lonjakan Harga

Pemerintah mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton.

Baca Selengkapnya

Impor Beras, Ini Alasan Mendag Pilih Kerjasama dengan PPI

13 Januari 2018

Impor Beras, Ini Alasan Mendag Pilih Kerjasama dengan PPI

Kemendag menunjuk langsung PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang merupakan BUMN untuk melakukan impor beras.

Baca Selengkapnya

Mendag: Beras Impor Masuk Pasar Antara Januari dan Februari

13 Januari 2018

Mendag: Beras Impor Masuk Pasar Antara Januari dan Februari

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan beras impor masuk pasar antara Januari dan Februari.

Baca Selengkapnya

Darmin Nasution Sebut Dua Alasan Mengapa Harus Impor Beras

13 Januari 2018

Darmin Nasution Sebut Dua Alasan Mengapa Harus Impor Beras

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan alasan pemerintah harus menerbitkan impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton.

Baca Selengkapnya

JK Usul Impor Beras, Mentan Yakin Stok Padi Pulih Januari

9 Januari 2018

JK Usul Impor Beras, Mentan Yakin Stok Padi Pulih Januari

Stok beras diperkirakan akan kembali pulih pada Januari.

Baca Selengkapnya

Ekspor Beras Perdana ke Malaysia, Menteri Pertanian Kirim 25 Ton

21 Oktober 2017

Ekspor Beras Perdana ke Malaysia, Menteri Pertanian Kirim 25 Ton

Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas 25 ton beras ke Malaysia.

Baca Selengkapnya

Menteri Enggar Tak Kuasa Larang Impor Singkong

27 Mei 2017

Menteri Enggar Tak Kuasa Larang Impor Singkong

Total impor singkong per Januari hingga April 2017 mencapai 1.234 ton.

Baca Selengkapnya

Indonesia Tak Impor Beras, Negara Lain Kelabakan

26 Maret 2017

Indonesia Tak Impor Beras, Negara Lain Kelabakan

FAO mengapresiasi langkah Indonesia yang bisa memenuhi kebutuhan berasnya.

Baca Selengkapnya