TEMPO Interaktif, Jakarta - Emas menjadi penyumbang terbesar inflasi selama Agustus lalu yang mencapai 0,93 persen. Sumbangan emas terhadap inflasi sebesar 19 persen. "Emas penyumbang terbesar," kata Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Senin, 5 September 2011.
Menurut Sasmito, dalam lima bulan terakhir, sumbangan emas terhadap inflasi tidak sebesar Agustus. Pada Maret lalu, sumbangan emas terhadap inflasi sebesar 0,02 persen, Mei: 0,05 persen, Juni: 0,04 persen, dan Juli: 0,03 persen.
Situasi tersebut diakibatkan harga emas yang naik tajam. Sasmito memprediksi harga emas turun pada September ini. Bobot emas dalam komponen kebutuhan masyarakat mencapai 2,4 persen, terbesar sejak tiga tahun terakhir. "Mungkin masyarakat banyak membeli emas menjelang Lebaran," ujarnya.
Penyumbang inflasi terbesar kedua adalah pendidikan sebesar 0,13 persen dan beras sebesar 0,09 persen. Secara kelompok, penyumbang inflasi antara lain bahan makanan: 0,24 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebanyak 0,09 persen.
Adapun perumahan listrik, air, listrik, gas, dan bahan bakar: 0,08 persen; sandang: 0,22 persen; kesehatan: 0,1 persen; pendidikan, rekreasi, dan olahraga: 0,16 persen; transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan: 0,13 persen.
Menurut data BPS, semua daerah mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, sebesar 3,05 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Denpasar, Bali, sebesar 0,02 persen.
AKBAR TRI KURNIAWAN
Berita terkait
Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka
2 hari lalu
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024
3 hari lalu
BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.
Baca SelengkapnyaWamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
4 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaIndef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II
11 hari lalu
Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme
11 hari lalu
Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional
12 hari lalu
Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaWakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor
12 hari lalu
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS
12 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaBPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaLPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel
15 hari lalu
Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.
Baca Selengkapnya