TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah mengklaim jalur mudik sudah 100 persen siap digunakan. "Jalur nasional sepanjang 13 ribu kilometer untuk mudik sudah fungsional," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto ketika dihubungi, Ahad, 21 Agustus 2011
Namun berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, ternyata masih ada saja beberapa jalur mudik yang sedang dalam pengerjaan. Contohnya jalan baru Lingkar Nagrek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sampai dua hari lalu, jalan tersebut masih ditutup. Akibatnya kendaraan dari arah Garut dan Tasikmalaya yang sebenarnya bisa lewat jalur ini tetap harus melewati jalan Nagrek lama.
Terkait jalan baru Lingkar Nagreg, Djoko mengatakan, sudah bisa digunakan meski masih dalam pengerjaan. "Kalau polisi mengizinkan jalan bisa dibuka untuk umum, bisa saja, sebab sudah tidak ada pekerjaan di atas jalan," kata dia. Pekerjaan yang tersisa hanya di samping kiri dan kanan jalan serta bagian atas tunnel.
Tapi polisi daerah Jawa Barat melihat kondisi lalu lintas jalan ini belum perlu untuk membuka jalan baru itu. Lagipula jalan tersebut akan digunakan untuk arus balik.
Djoko menjelaskan pada saat arus balik nanti, rencananya kendaraan dari Garut menuju Bandung akan dibelokkan ke jalur ini. Sementara jalan Nagrek lama yang biasanya digunakan jalur dari Garut menuju Bandung akan dibalik menjadi jalur menuju Garut. Tapi tetap saja keputusan dan kewenangan pengalihan nantinya ada pada kepolisian dan Kementerian Perhubungan.
Menurut Djoko, jalan baru Lingkar Nagreg ini sebetulnya sudah dikerjakan dalam beberapa tahun dengan anggaran yang dibagi secara tahunan. Sesuai tahapan pekerjaan, tahun lalu, jalan baru Nagrek baru berhasil menembus jalur Garut-Bandung, hanya saja masih ada jalan yang menanjak yang cukup tinggi.
"Tahun ini, tanjakan tersebut sudah diturunkan sekitar 10 meter," kata dia. Rencananya, jalan ini akan rampung pada Oktober sesuai dengan jadwal.
Sementara itu, untuk jalur mudik di wilayah Sumatera yang tidak terlalu padat juga sudah siap. Kebanyakan pemudik menggunakan lintas timur Sumatera. Tetapi pemerintah juga mempersiapkan jalur barat.
Ada satu jalan di lintas barat di Provinsi Bengkulu yang hingga kini masih dalam tahap penyelesaian. Sebenarnya jalan ini tidak biasa digunakan untuk jalur mudik. "Tapi kalau sampai H-3 Lebaran kepadatan lalu lintas di sekitar jalan tersebut tinggi, maka kami akan menghentikan sementara pekerjaan," kata dia. Jadi, jalur barat ini bisa dilewati.
Selain jalan nasional, pemerintah pusat juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan jalan kabupaten sebagai jalur alternatif. Jalan ini disiapkan jika terjadi kemandekan di jalan nasional. "Antara lain di Indramayu dan di Brebes," ujarnya.
Menurut Djoko, jalur alternatif di kedua wilayah itu sudah siap. "Hanya jalan alternatif di Blora yang masih kurang siap," kata dia.
Tetapi Djoko tetap berharap sebisa mungkin jalur yang digunakan untuk pemudik tetap jalan nasional. Sebab jalan kabupaten kapasitasnya tidak sekuat jalan nasional dan bisa mengganggu warga sekitar.
EKA UTAMI APRILIA
Berita terkait
Perubahan Nama Jalan Tahap Dua di Jakarta, Riza Patria: Sudah Disusun
25 September 2022
Wagub DKI Riza Patria mengatakan rencana perubahan nama jalan di Jakarta sudah disusun, tapi belum bisa diumumkan
Baca SelengkapnyaRencana Perubahan Nama Jalan di Kelapa Gading, Politikus PDIP: Warga Menolak
16 September 2022
Anggota DPRD DKI Agustina Hermanto alias Tina Toon menerima aduan warga yang menolak perubahan nama jalan di Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaPerubahan Nama Jalan di Jakarta Berujung Pansus, Ini Kata Wagub DKI
16 Juli 2022
Wagub DKI Jakarta Riza Patria berharap masalah perubahan nama jalan ini dibicarakan baik-baik dengan DPRD DKI tanpa perlu menggelar pansus
Baca SelengkapnyaPemkot Jakpus Bakal Sosialisasikan Lagi Perubahan Nama Jalan ke Warga
3 Juli 2022
Pemkot Jakpus bakal mengumpulkan seluruh ketua RT dan RW yang terdampak perubahan nama jalan
Baca SelengkapnyaDampak Perubahan 22 Nama Jalan Sistemik, PDIP: Pak Anies Baswedan Jangan Pakai Ego
26 Juni 2022
Hardiyanto Kenneth meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertanggungjawab atas dampak sistemik yang ditimbulkan dari perubahan nama 22 jalan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Stop Kontroversi Nama Jalan Jenderal A.H. Nasution
2 Februari 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan sosialisasi rencana perubahan nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya menjadi Jalan A.H. Nasution.
Baca SelengkapnyaPenyebab Anies Baswedan Hentikan Perubahan Nama Jalan Buncit
1 Februari 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan seluruh proses sosialisasi perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jenderal Besar A.H. Nasution.
Baca SelengkapnyaPergantian Nama Jalan Buncit Raya, Sejarawan JJ Rizal: Ironis
1 Februari 2018
Sejarawan JJ Rizal menyesalkan rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya dan Jalan Mampang Prapatan menjadi Jalan Jenderal Besar A.H.Nasution.
Baca SelengkapnyaKata Anies Baswedan Soal Penolakan Penggantian Nama Jalan Buncit
1 Februari 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapan penolakan Komunitas Betawi atas rencana pergantian nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya.
Baca SelengkapnyaKomunitas Betawi Buat Petisi Tolak Penggantian Nama Jalan Buncit
31 Januari 2018
Komunitas Betawi Kita bikin petisi menolak rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jalan Jenderal Besar A.H. Nasution.
Baca Selengkapnya