Pengusaha Minta Pemerintah Buka Ekspor Rotan Olahan

Reporter

Editor

Senin, 8 Agustus 2011 15:21 WIB

Rotan. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO Interaktif, Jakarta - Merosotnya daya serap bahan baku rotan dan pengalihan penggunaan bahan baku ke rotan sintetis oleh industri mebel dalam negeri telah membuat nilai ekonomis komoditas rotan rendah.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI) Julius Hoesan mengatakan tata niaga ekspor juga telah menghancurkan para petani, pekerja, dan pengusaha rotan, khususnya yang berada di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

"Regulasi yang pertama kali ditetapkan sejak 1986 sampai dengan sekarang bertujuan untuk menghambat ekspor rotan guna memproteksi industri hilir yang berpusat di Jawa," kata Julius dalam keterangan tertulisnya, Senin 8 Agusutus 2001.

Saat ini tata niaga rotan diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-DAG/PER/8/2009 tentang Ketentuan Ekspor Rotan. Masa berlaku ketentuan tersebut akan berakhir Agustus ini.

Menurut dia, tata niaga ekspor justru mendorong dunia menciptakan rotan imitasi sebagai pengganti rotan asli dan berdampak menghantam serta menghancurkan nilai ekonomis komoditas rotan alam.

“Pemerintah boleh memberi proteksi kepada industri hilir agar bisa bertumbuh. Namun bentuk proteksi tersebut jangan balik menghancurkan nilai ekonomis komoditas rotan asli Indonesia serta jangan menghancurkan kehidupan masyarakat di hulu,” ujarnya.

Dia meminta pemerintah membebaskan ekspor rotan olahan apabila tidak dipergunakan di dalam negeri. Ekspor rotan olahan itu juga penting untuk kelangsungan petani rotan tanaman rakyat yang sejak dulu dikerjakan rakyat Kalimantan secara turun-temurun. “Agar bermanfaat bagi masyarakat dunia, terutama bagi masyarakat penghasil rotan,” kata Julius.

Disebutkannya sekitar 85 persen populasi rotan dunia berada di Indonesia. Potensi produksi lestari rotan Indonesia sendiri mencapai 247 ribu ton per tahun. Sedangkan pemakaian industri mebel dalam negeri saat ini tidak mencapai 20 ribu ton per tahun. Berarti, terjadi kelebihan potensi sangat besar yang bisa bermanfaat bagi negara ataupun masyarakat di daerah penghasil rotan.

Dari sekitar 350 spesies rotan yang tumbuh di Indonesia, kata dia, hanya 6-7 spesies yang dimanfaatkan oleh industri mebel rotan yang berpusat di Pulau Jawa. Itu pun tidak semua ukuran diameter dari 6-7 spesies itu bisa terserap.

“Apakah pemerintah mau membiarkan nilai ekonomis komoditas kebanggaan Indonesia ini hilang oleh gempuran rotan plastik yang tumbuh pesat di dunia ini?” ujarnya bertanya.

Julius menuding banyak oknum yang selalu membuat opini di media seolah-olah yang diekspor selama ini adalah rotan mentah yang tidak bernilai tambah, dengan tujuan membiarkan kehancuran rotan alam. Padahal rotan yang diekspor selama ini adalah rotan olahan setengah jadi dengan tingkat perolehan nilai tambah ekonomis ataupun nilai tambah sosial di daerah penghasil rotan.

“Lagipula yang terbanyak diekspor selama ini adalah jenis dan ukuran yang tidak terserap oleh industri mebel dalam negeri,” ujarnya lagi.

ROSALINA

Berita terkait

Kerajinan Bahan Keras dan 4 Teknik Pembuatan yang Sering Digunakan

28 Februari 2022

Kerajinan Bahan Keras dan 4 Teknik Pembuatan yang Sering Digunakan

Kerajinan bahan keras bisa menjadi salah satu bisnis yang cukup menjanjikan dan menawarkan keuntungan yang menggiurkan.

Baca Selengkapnya

Petani Simeulue Bicara Jernang: Harga Buah Tinggi, Bebas Hama Babi

11 Februari 2022

Petani Simeulue Bicara Jernang: Harga Buah Tinggi, Bebas Hama Babi

Kalangan petani di Kabupaten Simeulue, Aceh, mulai membudidayakan tanaman jernang.

Baca Selengkapnya

Helikopter Besi Bekas dari Jambi, Pembuatnya Lulusan SD

8 Juli 2021

Helikopter Besi Bekas dari Jambi, Pembuatnya Lulusan SD

Sebelum memanfaatkan besi bekas, dia membuat helikopter dari rotan dan mesin gergaji. Katanya bisa digunakan sampai beberapa tahun.

Baca Selengkapnya

Dilema Harga Rotan Naik dan Pesanan Keranjang Parsel Meningkat 15 Persen

28 April 2021

Dilema Harga Rotan Naik dan Pesanan Keranjang Parsel Meningkat 15 Persen

Sejumlah perajin rotan di Kota Pekanbaru menyatakan permintaan keranjang parsel untuk Idul Fitri 1442 Hijriah meningkat

Baca Selengkapnya

Tren Furniture 2020, Bahan Rotan Masih Favorit

13 Desember 2019

Tren Furniture 2020, Bahan Rotan Masih Favorit

Kesadaran akan lingkungan membuat orang menghindari furniture dari logam dan plastik serta lebih memilih bahan alami seperti rotan atau bambu.

Baca Selengkapnya

Perkebunan Rotan Kalimantan Tengah Terancam Sawit

12 Oktober 2019

Perkebunan Rotan Kalimantan Tengah Terancam Sawit

Besar kemungkinan lahan yang selama ini ditanami rotan berubah menjadi kebun kelapa sawit karena lebih menguntungkan.

Baca Selengkapnya

Perluasan Ganjil Genap, Pelapak Rotan di Pramuka: Kami Bakal Rugi

8 Agustus 2019

Perluasan Ganjil Genap, Pelapak Rotan di Pramuka: Kami Bakal Rugi

Seorang pedagang berharap DKI meninjau ulang kebijakan perluasan ganjil genap, mengingat di Jalan Pramuka banyak pertokoan dan kios rotan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingin Bentuk Bulog Khusus Rotan

5 April 2019

Jokowi Ingin Bentuk Bulog Khusus Rotan

Setelah menerima sejumlah keluhan dari para pengrajin di Cirebon, Jokowi pun memiliki usul untuk membentuk Bulog khusus rotan.

Baca Selengkapnya

Feature, Pasang-Surut Rezeki Anyaman Rotan

8 September 2016

Feature, Pasang-Surut Rezeki Anyaman Rotan

Dalam satu bulan, biasanya dia hanya mendapatkan satu pesanan untuk tikar.

Baca Selengkapnya

Ini Tip Bikin Wadah Rotan Jadi Interior Kamar Tidur Anak

5 Mei 2015

Ini Tip Bikin Wadah Rotan Jadi Interior Kamar Tidur Anak

Kerajinan rotan juga dapat tampil lucu dan menarik sebagai penunjang interior kamar tidur anak.

Baca Selengkapnya