Biaya Produksi Perusahaan Migas Capai US$ 7,1 Miliar  

Reporter

Editor

Kamis, 21 Juli 2011 14:33 WIB

Pengeboran minyak dan gas di lepas pantai perairan Madura (27/4). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pergantian biaya produksi untuk operasional perusahaan minyak dan gas selama semester pertama 2011 telah mencapai angka US$ 7,1 miliar atau menyentuh 57 persen dari target yang ditetapkan di tahun ini.

"Sampai Juni ini memang sudah mencapai sekitar US$ 7,1 miliar," ujar Kepala Divisi Humas, Security, dan Formalitas Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi, Gde Pradnyana, Kamis, 21 Juli 2011. Tahun ini, anggaran untuk pergantian biaya produksi yang disetujui oleh pemerintah adalah sebesar US$ 12,3 miliar, naik sedikit dari realisasi tahun lalu yang sebesar US$ 12 miliar.

Menurut Gde, besaran pergantian biaya produksi semester awal tahun ini juga tidak berbeda dengan besaran di semester pertama tahun lalu. Meskipun angka realisasi telah melewati separuh dari target, Gde meyakini pergantian biaya produksi tahun ini tidak akan meleset jauh ataupun membengkak.

Biaya cost recovery, kata dia, memang biasa lebih besar di semester pertama. Hal itu karena kegiatan ekplorasi dan produksi lebih banyak dilakukan di semester awal, dan hasilnya baru bisa dilihat di semester kedua. "Pekerjaan seperti pemboran dan sebagainya itu biasa dilakukan di bulan Maret atau April," ujarnya.

Pergantian biaya produksi tersebut terbagi untuk pengeluaran belanja modal (capital expenditure) dan operasional (operational expenditure). Belanja modal biasanya untuk kegiatan teknis produksi, seperti pengeboran sumur, pemasangan pipa, dan lain-lain. Sementara itu, pengeluaran operasional untuk keperluan rutin, seperti gaji pegawai, sewa gedung, dan sebagainya.

"Di semester pertama, pengeluaran belanja modal lebih besar," jelasnya. Porsi untuk belanja modal biasanya mencapai 60-70 persen, sisanya baru untuk pengeluaran operasional.

BPMigas, kata dia, melihat pergantian biaya produksi ini sebagai investasi dalam produksi minyak. Oleh karenanya, lembaga tersebut tidak memiliki program atau rencana untuk mengerem cost recovery. "Karena kalau direm, nanti produksinya susah naik. Kami justru dorong supaya investasi bisa meningkat."

Sementara itu, dengan biaya cost recovery yang membengkak, produksi minyak saat ini masih jauh di bawah target. Meskipun target produksi telah diubah dalam APBN-P dari sebelumnya 970 ribu barel per hari menjadi 945 ribu barel per hari. Saat ini, capaian produksi minyak di semester pertama baru di rata-rata 906 ribu barel per hari. Sedangkan produksi gas telah mencapai 7.400 BBTUD (Billion British Thermal Unit per Day).

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

Pertamina Merilis Competency Development Program

1 hari lalu

Pertamina Merilis Competency Development Program

Pertamina merilis Competency Development Program sebagai bagian dari Pertamina Investment Excellent untuk menjawab kebutuhan serta tantangan bisnis ke depan, khususnya terkait pengelolaan dan eksekusi investasi.

Baca Selengkapnya

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

1 hari lalu

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

PT Pertamina Trans Kontinental memulai operasional kapal Transko Moloko miliknya di perairan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

2 hari lalu

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

PT Pertamina (Persero) memberikan kado istimewa bagi kebangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

2 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

2 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

3 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

3 hari lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

3 hari lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya