TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Indonesia bersama Australia saat ini tengah membahas standar bersama soal pemotongan sapi di rumah pemotongan hewan (RPH). Pembahasan ini merupakan bagian dari terbitnya larangan ekspor sapi dari Australia ke Indonesia. Untuk membahas ini, Senin 13 Juni 2011 lalu, Menteri Pertanian Indonesia Suswono bertemu dengan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Kelautan Pemerintah Australia, Joe Ludwig.

"Australia mengirimkan empat orang ahli dan Indonesia juga mengirimkan empat ahli membahas standar bersama," kata Menteri Pertanian Suswono kepada wartawan usai menghadiri Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) XIII di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu 22 Juni 2011.

Menurut Suswono, pembahasan sampai saat ini masih dalam proses dan belum rampung. Hal ini yang membuat Indonesia masih belum membuka kran impor sapi dari negeri Kanguru itu.

Suswono mengungkapkan, penghentian pengiriman sapi ke Indonesia oleh Australia dimulai sejak 8 Juni hingga enam bulan ke depan. Tapi menurut Suswono, dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Australia itu, Pemerintah Australia ingin penghentian ekspor sapi itu segera dicabut.

"Indonesia punya sikap, harus ada kajian bersama yang bisa jadi acuan sampai disepakatinya standar bersama tadi," katanya.

Suswono menyatakan pembahasan yang saat ini berlangsung sedianya bisa diselesaikan. Untuk tinjauan ke lapangan, kata Suswono, tidak perlu dilakukan. Ia menyebut hal ini tak perlu dilakukan karena Australia telah melakukan suspend atau pelarangan ekspor sapi dengan melihat rekaman video dari sumber lembaga swadaya masyarakat di Indonesia.

Ia menyatakan jika pembahasan standar bersama telah rampung, Indonesia mempersilakan Australia mengekspor kembali sapi-sapi bakalan ke Indonesia. Dengan hasil pembahasan ini, kata dia, Rumah Potong Hewan di Indonesia diminta mematuhi kesepakatan yang telah dilakukan.

FIRMAN HIDAYAT