Nilai Ekspor Hortikultura ke Tiga Negara Terus Meningkat
Reporter
Editor
Selasa, 14 Juni 2011 11:29 WIB
ANTARA/Prasetyo Utomo
TEMPO Interaktif, Jakarta -Meski kemampuan ekspor komoditas hortikultura masih dianggap rendah, Kementerian Pertanian mencatat peningkatan nilai ekspor ke Jepang, Cina, dan Singapura dalam lima tahun terakhir.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Zainal Baharuddin mengatakan nilai ekspor hortikultura Indonesai ke Cina pada 2010 mencapai US$ 12,4 juta. Jumlah tersebut meningkat delapan kali lipat dari 2004.
Peningkatan ekspor hortikultura juga terjadi pada pasar Jepang 2010, yakni mencapai US$ 28 juta. "Meningkat 90 persen dari 2007," ucapnya. Sedangkan neraca perdagangan hortikultura Indonesia dan Singapura mencapai US$ 80 juta. Tumbuh rata-rata dua persen per tahun selama lima tahun.
Zainal mengatakan nilai ekspor ini masih bisa ditingkatkan lagi dengan menyediakan produksi yang cukup besar. Begitu pula dengan memperluas akses transportasi ekspor seperti pelabuhan dan bandara udara. "Kalau semua itu terpenuhi, ekspor tahun ini akan lebih meningkat lagi," ucapnya.
Ketua Asosiasi Eksportir Buah dan Sayuran Indonesia, Hasan Djhonny Widjaja mengatakan persoalan yang membelit ekspor hortikultura tidak hanya terletak pada infrastruktur transportasi.
Tetapi, persoalan juga timbul dari standar kualitas hortikultura yang belum memenuhi pasar global. Sehingga banyak buah-buahan dalam negeri yang ditolak sejumlah importir. Bahkan, sering terjadi gangguan keamanan berupa pencurian terhadap hasil panen.
"Sehingga ada ketakutan bagi investor untuk menanamkan investasinya," kata dia.
Ia berharap kepada pemerintah agar menyelesaikan masalah ini. "Supaya ekspor kita meningkat," ujarnya. Menteri Pertanian Suswono berjanji memperbaiki produksi hortikultura. Caranya, menyediakan lahan pertanian serta pelatihan kepada petani.
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.