Kurang Pembiayaan, Perhutani Kalah Bersaing dengan Kompetitor

Reporter

Editor

Senin, 30 Mei 2011 12:13 WIB

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan Umum (Perum) Perhutani hingga saat ini rupanya belum pernah menggunakan fasilitas pembiayaan dari perbankan. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu dan kebutuhan pembiayaan, Perhutani terlambat mengembangkan usahanya.

Direktur Keuangan yang juga pelaksana tugas Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Perhutani, ANS Kosasih, menyatakan sejak berdiri pada 1973, perusahaan belum pernah menggunakan fasilitas tersebut. Perhutani selama ini 'cash rich' sehingga selalu menggunakan pembiayaan dari internal perusahaan.

Sementara, kebutuhan pembiayaan untuk pengembangan usaha pada saat ini justru semakin bertambah, sejalan dengan bertambahnya kompetitor lokal maupun asing yang dinilai lebih mampu melakukan pengembangan usaha. “Saat ini banyak kompetitor yang industri produk-produk kehutanannya berkembang lebih baik dari Perhutani karena memanfaatkan leverage dari pembiayaan perbankan," kata Kosasih, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 30 Mei 2011.

Dengan adanya pembiayaan dari perbankan, diharapkan akan meningkatkan kemampuan pengembangan industri dan investasi bisnis Perhutani. Tahun lalu, Perhutani mencetak pendapatan sebesar Rp 3 triliun dan laba sebelum pajak sebesar Rp 325,45 miliar.

"Dengan percepatan pertumbuhan di sektor industri, kami optimis dapat mencetak laba hingga Rp 1 triliun dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang," kata Kosasih.

Menindaklanjuti kebutuhan pembiayaan perbankan tersebut, pada hari ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perhutani menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pembiayaan untuk belanja modal (capex) dan belanja operasional (opex) Perhutani. Seperti diketahui, belanja modal Perhutani pada 2011 sekitar Rp 964 miliar dan belanja operasional sekitar Rp 1 triliun.

Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara, Mustafa Abubakar, dukungan pembiayaan dari perbankan diharapkan berdampak pada peningkatan kemampuan Perhutani untuk pengembangan industri dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

"Dukungan pada Perhutani merupakan kelanjutan BRI untuk mendukung pertumbuhan industri kehutanan nasional yang lebih lanjut akan berperan penting meningkatkan perekonomian nasional. Saya berharap nota kesepahaman segara ditindaklanjuti oleh BRI dan Perhutani," kata Mustafa.

EVANA DEWI

Berita terkait

Alasan Serikat Pekerja Perhutani Menyebut Eksistensi Hutan Jawa Terancam

28 Mei 2022

Alasan Serikat Pekerja Perhutani Menyebut Eksistensi Hutan Jawa Terancam

Serikat Pekerja dan Pegawai Perhutani atau SP2P resah dengan kelangsungan hujan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mendorong Pekerja Perum Perhutani Terlindungi Program Jamsostek

2 April 2022

Mendorong Pekerja Perum Perhutani Terlindungi Program Jamsostek

Ada lebih dari 1 juta pekerja di lingkungan perhutanan yang belum mengikuti program.

Baca Selengkapnya

Menjelajahi Vila Liar di Puncak Milik Jenderal dan Pengacara

5 Maret 2018

Menjelajahi Vila Liar di Puncak Milik Jenderal dan Pengacara

Ada lima jenderal, pengusaha dan pengacara yang membangun vila liar di Puncak dan telah disegel KLHK.

Baca Selengkapnya

Kisah Jokowi Gagal Masuk Perhutani: Saya Ikut Tes, tapi...

19 Desember 2017

Kisah Jokowi Gagal Masuk Perhutani: Saya Ikut Tes, tapi...

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenang masa lalunya yang gagal masuk Perhutani setelah tamat dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Baca Selengkapnya

Perhutani Cari Investor Kembangkan Ecopark

28 Mei 2017

Perhutani Cari Investor Kembangkan Ecopark

Perhutani telah mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengembangkan kawasan ecopark sejak empat tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Perhutani Akan Bongkar Bangunan Petani Penggarap di Puncak  

13 April 2017

Perhutani Akan Bongkar Bangunan Petani Penggarap di Puncak  

Puluhan bangunan liar di kawasan milik Perhutani yang ada di Kecamatan Megamendung dan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, akan dibongkar.

Baca Selengkapnya

Longsor Nganjuk, Perhutani: Akibat Salah Kelola Hutan

11 April 2017

Longsor Nganjuk, Perhutani: Akibat Salah Kelola Hutan

Kepala Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kediri Maman Rosmantika angkat bicara soal penyebab longsor yang menewaskan lima orang di Nganjuk.

Baca Selengkapnya

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

26 Maret 2017

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

Sudjana berkukuh penebangan yang ia lakukan legal.

Baca Selengkapnya

Denaldy Dirut Baru Perum Perhutani  

24 Agustus 2016

Denaldy Dirut Baru Perum Perhutani  

Kementerian BUMN secara resmi menunjuk Denaldy M. Mauna sebagai Direktur Utama Perum Perhutani menggantikan Mustoha Iskandar.

Baca Selengkapnya

Perhutani Lengkapi Wisata Gunung Selok dengan Selfie Deck

23 April 2016

Perhutani Lengkapi Wisata Gunung Selok dengan Selfie Deck

Perhutani Banyumas Timur menawarkan wahana wisata baru berupa selfie deck di kawasan Wanawisata Gunung Selok, Cilacap, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya