TEMPO Interaktif, Jakarta - Agung Kuswandono, dipastikan bakal menempati jabatan baru sebagai Direktur Jenderal Bea Cukai. Usianya masih tergolong muda, 44 tahun. Namun, Menteri Keuangan Agus Martowardojo yakin Agung adalah orang yang tepat menggantikan Thomas Sugijata yang bakal memasuki masa pensiun.
“Sudah nanti saja,” kata Agus Marto di Jakarta Senin (25/4) sambil tersenyum saat ditanya wartawan tentang usia Agung yang masih muda untuk menempati jabatan barunya itu.
Bukan kali ini saja penunjukan Agung mengejutkan banyak kalangan. Januari 2007 silam Agung ditunjuk oleh Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani Indrawati, menjadi komandan Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta. Penunjukan yang membuat khalayak terhenyak karena pengalaman Agung di kantor wilayah Balikpapan tak sampai 2 tahun.
Agung menjawab keraguan masyarakat itu dengan langkah nyata. Februari 2007, Agung dan timnya berhasil menyita perhiasan selundupan. Ia pun mulai menjadi buah bibir. Ada yang menyanjung; tak sedikit yang merasa terusik. Maklum, korupsi memang "prestasi" besar negara ini. Jadi, hitung saja berapa orang yang gembira memiliki atasan jujur semacam Agung. "Mereka tidak happy karena menganggap ada anak kecil masuk ke sana," kata Agung kepada Tempo waktu itu.
Pada Maret 2007 Agung kembali membuat gebrakan mengagetkan. Ia memerintahkan penyegelan 12 helikopter bekas milik PT Air Transport Services karena perusahaan milik Bukaka ini belum menyertakan sertifikat kelayakan dan izin Bea Cukai. Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden pun sempat marah. Tapi, lantaran jaminan kepabeanan Rp 9 miliar tak kunjung cair, heli yang digunakan oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi itu tetap dibeslah.
Gerak Agung yang lurus ini tentu tak mulus. Pada bulan-bulan pertama di kursi "panas" itu Agung tidak bisa tidur nyenyak. Teror datang dari mana-mana. Barisan wajah sinis pun bermunculan dari lingkar dalam. Agung dianggap anak bawang. Lulusan terbaik angkatan 1991 itu satu-satunya pejabat di eselon II. Apalagi ketika Menteri Sri Mulyani menunjuknya sebagai Kepala Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok, tempat 70 persen ekspor-impor Indonesia dilakukan. Dalam setahun ribuan triliun rupiah mengalir.
Sebagai ujung tombak penegakan hukum di lembaganya, Agung beserta anak buahnya memang masih harus bekerja keras menghadapi semua gempuran dari berbagai pihak. Yang selama ini sudah dicapainya masih belum seberapa, apalagi jika ia ingin menghapuskan citra Bea dan Cukai sebagai sarang korupsi.
Agung belum bersedia memberikan komentar soal penunjukanya sebagai Direktur Jenderal Bea Cukai yang baru. “Maaf, saya belum bisa menghubungi teman-teman media. Ada rambu-rambu etika yg harus saya jaga," kata Agung hari ini, Senin (15/4) saat dimintai konfirmasi.
ERWINDAR |METTA | EVAN KUSUMAH (PDAT)