Petani Keluhkan Anjloknya Harga Tomat  

Reporter

Editor

Rabu, 30 Maret 2011 14:58 WIB

TEMPO/Kink Kusuma Rein
TEMPO Interaktif, Poso - Melorotnya harga buah tomat di kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah membuat petani kecewa. Mereka menilai pemerintah tak bisa melindungi hasil jerih payahnya. Di tingkat produsen harga tomat hanya dihargai Rp 500 per kilogram

“Uang 500 perak buat beli apa? Sebanyak-banyaknya tomat toh harganya paling banyak Rp 30 ribu.,” ujar Jhon Marju, petani asal Lore Selatan. Rabu (30/3).

Di wilayahnya, Lembah Napu, kata dia, memang kini sedang panen raya buah tomat. Tapi untuk panen pertama saat ini, harganya betul-betul anjlok. Padahal biasanya harga tomat di tingkat pembeli bisa mencapai Rp 3000 – Rp 4000 perkilogram, namun saat ini anjlok menjadi Rp 500 per kilonya.

Untuk itu, ia meminta Pemkab Poso bisa mencarikan solusi buat petani. “Untung masih ada buah sayuran lain yang tak ikut anjlok harganya, jadi bisa menutupi,” imbuh Jhon.

Saat ini petani di Kecamatan Lore kawasan Lembah Napu sedang musim panen raya tomat. Kecamatan Lore merupakan sentra produksi sayur-sayuran antara lain cabai, kentang, kubis, sawi, daun bawang, bawang merah, wortel, dan tomat.

Biasanya, pedagang berasal dari luar daerah itu seperti Kalimantan Timur dan Gorontalo membeli langsung kepada petani. "Tapi sudah berlangsung dua pekan terakhir ini, tidak satu pun pedagang dari luar Sulteng yang datang membeli hasil panen petani," katanya.

Sementara itu petani di Desa Bora dan Biromaru Kabupaten Sigi, membagi-bagikan tomat dari hasil kebunnya kepada masyarakat sebagai bentuk protes anjloknya harga tomat. Hingga kini harga tomat di kalangan pedagang pengumpul terus anjlok mencapai Rp 800 per kilogramnya.

Tini, salah satu petani menyatakan kecewa atas merosotnya harga tomat di daerahnya. Biasanya, kata dia, harga tomat bisa mencapai Rp 5 ribu per kilogram, tapi kini hanya Rp 800 per kilogram. “Harga itu sama sekali tak menutupi ongkos kerja dan pembelain obat-obatan, Lebih baik dibagi-bagikan saja kepada masyarakat” jarnya.

Selain dipasarkan di Sigi, tomat dari Sigi biasanya juga dijual di luar Sigi, seperti di pasar-pasar tradisional di Kota Palu, dan Kabupaten Donggala. Di Sigi saat ini diperkirakan terdapat sekitar seratus petani tomat yang sedang memanen hasil kebunnya.

Pantauan di pasar tradisional Kota Palu harga tomat hanya Rp 2000 per kilogram, padahal biasanya bisa Rp 6 ribu per kilogram, bahkan bisa mencapai Rp 12 ribu per kilogram bila tak musim panen tomat. “Tomat terlalu banyak, sementara permintaan sedikit, jadi harga dipasaran turun drastis,” ujar Khalid, salah seorang pedagang di pasar induk Masomba, Palu.

DARLIS

Berita terkait

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

3 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

5 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

11 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

13 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

15 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

18 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

22 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

24 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

27 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

27 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya