Suku Bunga Kredit Korporasi Tergantung Yield SUN Pemerintah

Reporter

Editor

Kamis, 3 Maret 2011 19:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -

Jakarta-Ekonom Mirza Adityaswara menyatakan suku bunga kredit korporasi bisa diturunkan jika inflasi headline turun. Sebab, posisi suku bunga dipengaruhi yield surat utang negara yang nilai rate-nya selalu di atas inflasi headline.

Mirza menuturkan, suku bunga kredit, terutama korporasi, tidak bisa berada di bawah yield SUN. Yield SUN obligasi pemerintah berkisar 8-9 persen.

Dengan tingkat yield SUN tersebut, menurut Mirza, tidak ada bank yang bakal memasang suku bunga kredit korporasi di bawah 8-9 persen. "Tidak ada orang yang ngasih kredit korporasi lebih rendah dari pemerintah," ujar Mirza.

Kecuali pemerintah yang dianggap mempunyai premi risiko nol dan perusahaan multinasional dengan credit rating bagus.

Sementara itu, yield SUN pastu berada di atas inflasi headline. Maka, satu-satunya cara menurunkan suku bunga korporasi dengan menurunkan inflasi.

Sedangkan, masalah inflasi di Indonesia adalah masalah supplai. Untuk menurunkannya, kata Mirza, harus diatasi dengan kebijakan supplai riil. "Kalau tidak bisa dengan kebijakan riil dan fiskal, maka kebijakan moneter harus turun tangan," ujarnya.

Penurunan inflasi ini, secara otomatis, kata Mirza akan memperlambat pertumbuhan ekonomi juga. Misalnya kredit korporat diharapkan turun single digit ke 6 persen, berarti Yield SUN obligasi pemerintah harus 5,5 persen. "Ini berarti inflasi harus 3,3 persen. Berarti pertumbuhan ekonomi tidak bisa dicapai di angka 6 persen," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Irwan Lubis, Bank Indonesia optimis, suku bunga kredit korporasi bisa diturnkan hingga single digit. Sekarang inflasi hampir 7 persen, dan suku bunga korporasi itu 10-11 persen.

"Nah ini belum ada persaingan SBDK lewat publikasi prime lending rate. Itu saja hampir single digit. Ini mungkin akan turun," ujar Irwan.

Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto menuturkan, tingginya kredit korporasi perbankan dihadapi oleh semua pelaku usaha. "Ini adalah masalah struktural yang costly," katanya.

Namun untuk menurunkan suku bunga perbankan, kata Ryan, berarti harus mengorbankan deposan. Artinya, imbal balik dari bank untuk deposan diturunkan. Sehingga beban biaya dana dari dana mahal ini bisa dikurangi.

Sebelumnya, pengusaha merisaukan tingkat suku bunga korporasi perbankan nasional. Spread suku bunga yang diambil bank pada pengusaha dinilai terlalu tinggi.

Pengusaha Sofjan Wanandi memaparkan, masih ada bank nasional yang memberikan bunga kredit korporasi hingga 21 persen. Dengan prime suku bunga sebesar 12-15 persen. Padahal di negara lain, suku bunga kredit korporasi mencapai 5-6 persen.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya