Pemerintah Kucurkan Rp 950 Miliar untuk Lumbung Ikan Maluku

Reporter

Editor

Selasa, 1 Maret 2011 12:52 WIB

Nelayan menjemur ikan disekitar pelabuhan Paotere, Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah menyiapkan dana Rp 950 miliar untuk mensukseskan agenda Maluku sebagai pengekspor ikan terbesar di dunia pada 2015. Potensi ikan di laut Maluku saat ini mencapai 1,6 juta ton, dan baru dipanen 300 ribu ton per tahun.

"Hasil tangkapan di bawah 30 persen. Artinya potensi ikan di Maluku sangat besar," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad usai rapat koordinasi tingkat menteri di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Jakarta, Selasa (1/3).

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, kata Fadel, awalnya meminta anggaran Rp 16 triliun. Tetapi nilai itu dianggap berlebihan. Pemerintah hanya memberi Rp 950 miliar. Dana itu untuk kegiatan pengembangan produksi ikan. Di antaranya, infrastruktur kebijakan, pengelolaan, dan budi daya.

Selain potensi asli laut, mulai tahun ini pemerintah mengembangkan budi daya ikan. Seperti kerapu, tongkol, tenggiri, cakalang, dan paruh panjang. Target produksi budi daya hampir sama dengan potensi ikan di laut Maluku. Untuk bidang produksi budi daya, pemerintah mengucurkan Rp 120 miliar.

Pada 2009 lalu, Fadel melanjutkan, pola produksi ikan didominasi hasil tangkap. Sementara produksi budi daya ikan sangat minim. "Pola tangkap ini akan diubah, nantinya lebih konsentrasi ke produksi budi daya," katanya.

Untuk sarana pendukung pasar ekspor, pemerintah akan membangun infrastruktur pangkalan pendaratan ikan (PPI). Rencananya, ada 12 titik yang akan dikembangkan di Maluku dengan total anggaran Rp 135 miliar. Wilayah pembangunan pelabuhan antara lain, Arapura dan Maluku Utara.

Satu PPI mendapat alokasi dana Rp 2 miliar. Nilai itu hanya bisa membangun dermaga saja. Sehingga pemerintah mengajak investor swasta terlibat dalam menutupi kekurangan biaya. Totak investasi yang dibutuhkan setidaknya Rp 2 triliun.

"Kalau ada investor akan kami arahkan seluruhnya ke wilayah Maluku," ujar Fadel. Nantinya, dia melanjutkan, pengelolaan ikan tidak lagi dilakukan di luar negeri dan hasilnya diekspor. "Tetapi dikelola di tingkat lokal."

HAMLUDDIN

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

10 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

10 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

13 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

21 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

31 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

32 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

51 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

51 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

51 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

52 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya